Sabtu, 28 Juli 2012

Digigit Tikus, Burungku 2 Mati




Saat almarhum bapakku masih ada, beliau sayang sekali denganku, apapun yang aku minta selalu dibelikannya.

Aku masih sekolah SMPN, dengan gaya anak - anak yang ingin mengetahui apa saja...

Suatu saat kami hanya berdua jalan - jalan sore hanya untuk menemeni beliau ke luar rumah untuk membeli roti bakar kegemarannya. Saat menikmati dan menyantap roti bakar dengan selai kacang kesukaannya dan kopi hitam, mata ini tak lepas dari pandangan sebuah toko makanan hewan di seberang warung kopi ini. Permintaanku tidak seperti biasanya, karena memang sebenarnya aku tidak biasa memelihara hewan di rumah, hanya adikku yang pernah merawat ikan sampai ikan itu mati sendiri karena usia. Almarhum bapak memperhatikan ke arah aku memandangi 2 ekor burung yang cantik, aku ingat betul warnanya perpaduan dari hijau dan kuning, setelah kami makan roti bakar dan menyudahi minum kopi juga teh yang aku pesan, bapak langsung menyebrang tanpa pikir panjang ke tempat toko makanan hewan tersebut. Aku pun segera menyusul... "Waah, cantik pak yang ini burungnya", "kenapa, kamu suka nduk?!" kata bapakku. "Iya, pak, beli yang ini yaa, nanti kalau sudah besar pasti tambah bagus warnanya" bujukku, dengan tanpa banyak alasan maka bapakku membelikanku 2 burung itu dengan makanannya. "Makasih pak, Henny suka banget sama warnanya..."

Sesampai di rumah, ibuku bertanya "siapa yang membeli burung? Memang bisa merawatnya?", "Ini yang beli Henny, bu,,, Henny suka banget sama warna burung ini, kandang burung yang bekas masih bisa kan?!" tanyaku pada ibu karena kami pernah merawat burung sebelumnya dan entah kemana burung - burung itu.

Dengan lincahnya burung - burung yang kubeli loncat ke sana ke mari, entah memang burung ini belum terbiasa dengan tempatnya atau karena ingin bebas.

Kutinggal saja di lantai atas rumahku karena kandang burung terhias di sana. Semalam suntuk aku tidak bisa tidur merasakan bagaimana burung itu bisa diam karena merasa nyaman denganku.

Paginya, aku kaget saat ibu berteriak "Henn, burungnya mati", aku sedih sekali melihat burungku mati tak berdaya, kelelahan atauuu... "Itu karena ada tikus semalem, pasti digigit tikus" ibuku berteriak.

"Yaaah, gimana donk" aku berteriak karena ibuku ada di bawah dan bapak diam saja karena hanya ingin membelikan untukku, "ya sudah aku kubur saja di tumpukkan pasir yang ada di sini" ucapku dalam hati.

Renungan : Amanah, aku tau tentang hak hidup dari seekor makhluk hidup, tapi aku tidak tau saat itu bagaimana caranya makhluk kecil tidak berdosa itu harus bertahan hidup, karena lepas dari pengawasanku dan burung - burung itu mati begitu saja tanpa aku tau penyebabnya, kasihan juga. Turut berduka cita...

Rabu, 25 Juli 2012

Topeng Angkot





Di perpustakaan ku duduk terdiam dalam lamunanku saat ingat pagi tadi berangkat ke sekolah, lalu ku mencoba mengingat apakah ada PR untuk hari ini yang membuat serasa lama sekali di dalam Angkot C01. Dengan cepatnya Dina sahabatku membuyarkan lamunanku "Hei! Bengong aja, mikirin apaan sih kamu ini?! Niiih, aku dah selesaiin PR matematika dari hal 35 - 37 BAB 5", sambil menyodorkan buku PR ke arahku. "Makasih cinta, kamu baiiik banget, yuk balik ke kelas", ucapku. "Tunggu Anggiii..." teriak Dina kepadaku.
"Siapa cepat dia dapat bangku paling depan, asiiiik... bisa lihat pak Daniel yang keren itu" teriakku sambil menuju tempat yang ku inginkan.

Teeeeettttt....

Bel sudah berbunyi dan tak lama pak Daniel pun setelah menaruh tasnya di kursi, lalu dengan cepat mengambil posisi di depan. "Ayo, kalian yang sudah menyelesaikan PR harap mengumpulkan di meja, siapa yang sudah?". Dengan energi yang tersisa pagi ini, aku pun mengumpulkannya, lalu pak Daniel menanyakanku, "PR kamu sudah selesai Anggi...?", "sudah pak" sahutku, sabar banget nih guru , ucapku dalam hati. "Bagus Anggi, kamu memang pintar. Baik, sekarang catat PR selanjutnya ya! Coba lihat halaman 39 - 42 BAB 6". Aku menghampiri pak Daniel lagi, "pak, kami ingin les dengan bapak, apakah bapak bisa membantu saya dan Dina kapan bapak bisanya" tanyaku. "Tidak apa - apa kalau kalian mau ke rumah untuk belajar, di rumah ada ibu saya kok, nanti kalian ku kenalkan, jangan sungkan - sungkan ya"

Pelajaran demi pelajaran berlalu, jam 3 sore sudah waktunya pulang. Di jalan waktu memberhentikan angkot  memang sudah sepi, tidak ada penumpang lainnya. Tidak jauh berapa meter angkot tersebut berganti supir dengan membekali uang Rp. 30.000,- supir yang pertama turun dari Angkot. Tidak lama, supir angkot yang ke dua ini pun berbelok arah dan memberhentikan mikrolet, kenapa nih si mobil, pake berenti segala, ucapku dalam hati. Dengan cepatnya supir angkot malah ingin masuk dan dengan cepat dia mencekikku, seketika itu aku berteriak sekencang - kencangnya "Tolooooooongggg!!!!!", tiba - tiba ada pak Daniel yang turun dari motor dengan cepatnya menolongku, tapi dengan kelihaian supir angkot itupun keluar dari mikrolet  berusaha melawan pak Daniel, saat mereka berkelahi aku segera menghubungi Dina untuk segera lapor ke polisi "Din, Dina,,, Din,,, tolongin aku sama pak Daniel di sini, cepetan panggilin polisi ke warung sate dengan belokan, cepetan Din, cepeetan ya!!!". 2 menit kemudian terdengar suara sirene polisi dan dengan cepatnya supir angkot itu mengeluarkan pisau lipat tanpa sepengetahuan kami, dan menusuk perut pak Daniel. "YA ALLAH, PAK DANIEEELLL...!!! teriakku. Dua orang polisi langsung mengejar dan dalam waktu singkat mereka menangkap supir itu.


Di ruang ICU...

"Pak Daniel, hiks, hiks..." ucapku lirih. "Sabar Anggi, pak Daniel lagi dalam pertolongan medis" Dina menenangkanku.

Sesaat kemudian suster mengabari kalau pak Daniel tidak selamat. "Maaf, ada dari pihak keluarga?", "Iya, tadi sudah dihubungi masih di jalan, saya muridnya sus, bagaimana keadaan pak Daniel". "Pak Daniel tidak selamat, ia meninggal saat dalam pertolongan tadi karena luka tusuknya yang terlalu dalam", seketika itu tangisanku tak dapat terbendung, rasanya sedih karena kepergiannya yang sangat cepat apalagi karena menolongku tadi.

"Maaf mba Anggi, pelaku tadi sudah kami mintai keterangan, mba juga harus segera memberikan penjelasan untuk kami telusuri kejahatan ini dan saya turut berbelasungkawa atas meninggalnya guru mba Anggi" ucap salah satu polisi. "Iya pak, saya bersedia memberikan keterangan".

"Ternyata, kita ngga' bisa ke rumah pak Daniel untuk belajar ya Din?! Kita ke rumahnya untuk ta'ziah" obrolanku dengan Dina.

- Cerpen -

Sabtu, 21 Juli 2012

Situ Gunung

Berawal dari teman yang sudah lama tidak bertemu, Heny Hartini kirim wall yang ujung - ujungnya jadi kepengen banget aku ikutan jalan...


Hari itu juga aku di invite untuk masuk di group komunitas Taveller Kaskus oleh Henny (thanks yaa...), komunitas yang terdiri dari banyak orang yang memang hobby-nya jalan - jalan / nge-Trip / Backpacker sebutannya...


Walaupun terbilang baru, ternyata Traveller Kaskus mengundang untuk acara "Situ Gunung Rawk!! Santai sebelum Ramadhan", sebelumnya bimbang untuk ikut ke Situ Gunung atau ke rumah Dewi teman SD yang ingin sekali belajar merajut, tapi berhubung Dewi temanku sakit, alhasil rencananya batal. Karena mendadak, aku menghubungi Heny temanku apakah masih bisa aku ikut, karena sudah tanggal 12 Juli 2012 sedang acaranya 14 - 15 Juli 2012. Ternyata info dari Heny masih bisa.




14 Juli 2012


Meeting point jam 09.00 pagi di Stasiun Bogor, waktu itu bertemu Jarvik dan David yang sudah datang di Dunkin Donuts, tidak lama kami pun keluar dari area stasiun karena David lapar dan bingung mau makan apa, akhirnya ujung - ujungnya mampir ke Warung Padang, kalau tidak salah namanya "Trio".


Setelah kembali ke stasiun seperti rencana semula, kami bertemu dengan Heny, Mba Uci, Tuting, Jayeng dan Itd melanjutkan rencana belanja di Super Indo, setelah berkeliling membeli cemilan, minum, cumi, sosis, dsb kamipun berniat untuk makan siang dulu di warteg. Sambil menunggu teman yang menyusul akan datang ke tempat kami makan, yaitu Kadal, Husain, dan Dedy.

Setelah kami makan siang untuk mengganjal rasa lapar, kami berniat untuk menyewa angkot mikrolet ke arah Situ Gunung, Sukabumi.

Mba Uci, Aku, mas Dedy, Heny, David, Jayeng dan Tuting

Akhirnya kami dapat juga sewa Angkot dengan budget 250ribu, dengan muatan 11 orang kamipun berangkaaaaattttt...

Selama perjalanan kurang lebih 5 jam dengan jalan yang terkadang macet terhalang oleh beberapa truck yang juga melewati jalan itu. Sampai kami mengalami keram yang tidak segan - segan untuk meluruskan kaki atau menungging demi menghilangkannya, hahaa sangat luar biasa perjalanan kami...

Setelah sampai di seberang Villa tanpa Nama, kami masuk ke salah satunya memang hanya kami yang menginap di sana.

Tidak lama dengan persiapan makan malam, beberapa dari temanku yang sukarela untuk membakar cumi atau ikan, di temani dengan keramaian canda tawa dan juga permainan UNO, hahaa, kalau mengingat permainan ini pasti canda tawa menghiasi langkah perjalanan kami. Seingatku sampai jam 2 malam kami masih bermain, aku, mba Evi, mba Uci, Kadal, Husain, mas Dedy menggantikan Heny. Ternyata sampai jam setengah 4 masih ada yang bertahan, mba Uci, Kadal, Husain dan mas Dedy, hahaa, entahlah siapa yang menang dan kalah tidak menjadi acuan hanya kegembiraan yang mewarnai malam menjelang pagi untukku...


15 Juli 2012

Jam 4 pagi aku terbangun karena kami akan ke Danau Situ Gunung, karena masih terlalu pagi maka, sebagian tidur kembali sampai subuh tiba, setelah sholat Subuh, aku, Jarvik, Tating dan Itd menuju ke Danau.


Sampai juga kami ke Danau Situ Gunung, waaaahhh!! Udaranya sejuk dan pemandangannya sangat indah. Yang memang hobby foto, sangat bagus untuk di jepret nih, xixixi...

Aku dan Tuting sempat berjalan ke sebelah barat dengan nuansa yang berbeda 

Gelap yaah, maklum kamera HP

Ada tulisannya nih, Situ Gunung

Setelah kembali karena berniat mencari Itd yang kami fikir ada di sini, maka kami kembali dan sempat berfoto lagi...

Seperti inilah hasil jepretan dari kamera DSLR :

Aku dan Tuting

Tuting




Ini hasil foto bersama yang ke Danau pagi itu untuk melihat Sunrise :


David, Itd, Arif, Jarvik, Tuting dan Aku


Pagi yang cerah, sampai di villa kamipun sarapan pagi dan ternyata chef kita mas Dedy masih dengan kipasannya untuk membakar ikan, waah, makanan yang disuguhkan untuk kami pun terasa sangat berkesan, buanyaakkk.


Sampai siang kami pun harus beberes dan menyiapkan perjalanan untuk pulang, sampai di jalan besar kami menyewa bobil kol dengan tarif 15ribu per orang sampai Baranangsiang... Tapi aku, Heny, mba Uci, Itd, Jayeng dan David berpisah untuk kembali ke stasiun Bogor. Kamipun berpisah di masing - masing stasiun yang berbeda, karena sempat tertidur, waktu mba Uci turun di stasiun Depok aku tidak melihat, Itd yang turun di Stasiun Pasar Minggu dan aku turun di Stasiun Tebet.

Kembali ke rumah masing - masing dan menjalani aktifitas seperti semula, kangen mau jalan bareng lagi dengan Traveller Kaskus, thanks yaa perjalanan awal yang memuaskan...

...Salam Travel...

Kopdar Rajut di Tulip Handicraft & Gift

Bermula gabung di milis merajut, mau banget melatih rajut yang masih di bilang pemula untuk jadi ahlinya. Selang beberapa hari setelah memperkenalkan diri, ternyata masuk di inbox pribadi undangan kopdar dari seorang wanita yang bernama sama dan mirip sekali, yaitu Heni Widiastuti,
seseorang yang membuat penasaran ingin sekali bertemu. 






23 Juni 2012


Kami janjian di Toko TULIP Handicraft & Gift jam 9, dengan semangatnya kopdar membuat aku datang di sana sebelum jam 9 ternyata belum buka lalu sempat pulang ke rumah dan kembali lagi setelah 15 menit dan ternyata sudah ada yang menunggu dan ada seorang pria dengan kemampuan merajutnya yang sudah bagus, mas Aji panggilannya, yang membuat aku terkagum - kagum mas Aji saat aku datang sedang membuat shawl berwarna hijau, trus melihat hasl karyanya yang lain, penggemar Juventus ini sudah membuat hiasan dinding, topi, tas dengan tema Juventus, apalagi di TULIP tersedia banyak pilihan jenis dan warna benang dengan harga terjangkau.


Bu Heni yang tiba dengan senang hati kami saling berkenalan dan setelah mengenal beliau, ternyata sosok ibu beranak 4 yang bekerja sebagai PNS di Kementrian Pemberdayaan Perempuan, membuat ilmu aku semakin menjadi bertambah. Beliau yang bertempat tinggal di Cipinang, dengan usianya yang menginjak 50 tahun, beliau tak pantang menyerah untuk duduk bersama dengan aku mencermati dan belajar merajut (crochet) tentunya. Waaah, senangnya bertemu kembali dengan para sehobby. 








Saya pun tidak mau ketinggalan dengar info dari Mas Aji kalau pemilik Toko ini adalah seorang wanita karir, walaupun setelah dihubungi Mas Aji untuk datang tidak bisa karena harus ke sekolah anaknya di Pesantren, Bogor. Namun sangat bersedia untuk datang besok kalau aku ingin belajar knitting, infonya.






24 Juni 2012


Asiiiknya bisa belajar sekalian foto bareng langsung dengan mba Iffon, pemilik TULIP Handicraft & Gift, dan ternyata tetangga dekat, aku di Jl. Bunga Rampai 7, sedangkan mba Iffon di Jl. Bunga Rampai 8, kami juga di alumni yang sama di SD Malaka Jaya 06 dan SMP 139 Jakarta Timur. Sekarang kalau mau belajar dengan ahlinya dan membeli peralatan knitting ngga' perlu jauh - jauh harus ke Kelapa Gading seperti tahun 2005 pertama kali aku membeli alat merajut, semangat banget untuk terus berkarya. Mengagumi sosok seorang ibu dengan aktifitasnya bekerja di Telkom (Alumni Telkom, Bandung) membuat saya terinspirasi dengan hasil karya merajutnya yang WAAHHH kalau dikata...






Semangat merajut, akhirnya saya bisa juga knitting, merajut dengan 2 jarum... Terimakash mba Iffon atas ilmunya, sekarang aku tinggal meneruskan benang demi benang agar dapat membentuk shawl...



Launching Novel "KU Dekap Ibu di Sisi Baitullah"

16 Juni 2012


Di FB (Facebook), ada yang mention aku di salah satu undangan Launching Novel "Ku Dekap Ibu di Sisi Baitullah", yaa Om Akung Krisna yang juga sebagai pengisi / pembicara dalam acara Launching tersebut. Bahagianya dan berjuta rasa terimakasih atas undangan spesial yang mengantarkanku pada suatu tujuan agar dapat membuat Novel, bahagianya...


Malam itu aku juga berhubungan dengan mba Siska, baru saya add, saya tanya lewat inbox bagaimana jadi datang atau tidak, bertukar no HP, langsung kami janjian.


Alangkah senangnya bisa dapat bertemu dengan sahabat menulis di PNBB, fikirku dalam hati






17 Juni 2012


Pagi yang cerah membawa suasana yang semakin membuncah, untukku segera datang menemui mba Siska yang sudah buat janji di depan mall Cijantung. Aku yang melewati Jalan Condet lalu melewati Rumah Sakit Cijantung yang ramai pagi itu karena pasar kaget yang rutin setiap hari minggu di gelar.


Akhirnya bertemu juga dengan mba Siska, waktu itu sedang duduk menungguku. Kemudian kami berangkat tapi ada yang tertinggal, mba Siska lupa membawa Jacket, kamipun berniat untuk ke rumah mba Siska di daerah Cibubur untuk mengambil Jacket, setelah itu kamipun berangkat menuju daerah Cibinong arah Bogor.


Setelah kami melewati pasar Cibinong, kamipun langsung menuju kedai mie Janda milik kang Achoey di depan sekolah, ternyata kami salah, kami mengarah ke kedai mie Janda yang ada di seberang Super Indo, Cibinong.


Tepat jam 9 kami sampai dengan melihat kedai lesehan mie Janda sudah rapi dan pembicara yaitu om Akung juga para peserta juga sudah kumpul, tak lama acaranya pun di mulai.


Di buka oleh Kang Achoey selaku pemilik kedai, dan notulen oleh mas Arief dari GPM Bogor. Om Akung memberikan materi tentang menulis, menjual, bagaimana jadi penulis Novel, dan sharing pengalamannya, juga pengalaman Kang Achoey, aktifnya GPM Bogor, dan waah banyak sekali ilmu yang aku dapatkan.


Berselang hingga 1 jam pembicara dari sang penulis yaitu pak Rian el Harist (Riyanto) datang lalu membedah Novel yang beliau buat juga beberapa Novel sebelumnya, berkisah tentang pengalaman hidupnya yang sungguh memberikan motivasi dan inspirasi untuk aku khususnya yaitu tentang kedua orang tuanya, khususnya ibu dari pak Riyanto, dengan membuat Novel trilogi tersebut, sungguh menginspirasiku tentang makna hidup yang indah di dunia ini.


Di akhir acara, setelah beberapa pertanyaan dilontarkan dari beberapa sahabat, ada doorprise yang disediakan untuk para peserta yaitu 2 buah Novel "Ku Dekap Ibu di Sisi Baitullah" dari Pak Riyanto selaku penulis dan ada siomay online dari om Akung juga 1 buah kaos.


Mau lihat bagaimana Nay & mba Rahma membaca Puisi?




Nay lagi membacakan puisi om Akung


Nay mendapatkan Novel dari pak Riyanto & siomay online dari om Akung


Mba Rahma sedang membacakan puisi pak Riyanto


Mba Rahma mendapatkan Novel & siomay online


Setelah kami mengakhiri acara, tak lupa kami ditawarkan untuk membeli Novel pak Riyanto dan beberapa buku. Saya ambil Novel "Ku Dekap Ibu di Sisi Baitullah" dari penerbitnya langsung dan mendapat harga lumayan, aku juga membeli buku terbitan penulis hebat PNBB yaitu "Penghapus Mendung" dari mba Risma.

Dan yang aku ingat buku "Penghapus Mendung" yang keesokan harinya baru aku transfer, sepertinya Novelnya belum, waktu ingin melunasi pembayarannya dan menelpon mba Siska ternyata mba Siska sudah membayarnya, thanks mba Siska, semoga bermanfaat...



Indahnya pertemuan kami yang singkat pada hari itu, tapi tak lupa untuk mengenang lewat foto ini :





Senin, 16 Juli 2012

Obat Alergi First Love





ALBERT EINSTEIN : How on earth are you ever going to explain in terms of chemistry and physics so important a biological phenomenon as first love?

Untuk apa pertanyaan seperti itu diungkapkan, menurut saya pasti jawabannya mungkin saja...

Jikalau pengalaman yang saya hadapi membuat Anda tidak percaya, ketidakpercayaan Anda adalah ketidakharusan Anda mengomentari hal yang satu ini dalam hidup saya.

Pasangan hidup manusia dalam ikatan pernikahan, ada pria dan wanita, ada suami dan istri, ada ayah dan bunda.

Apakah Anda pernah merasakan ketidakcocokan dalam pernikahan Anda?
Jika ya, maka Anda harus merenungi apakah yang Anda putuskan membuat Anda tidak menyesali akan kehidupan Anda sekarang dalam berperilaku di dalam masyarakat. Coba saja pasangan suami dan istri yang mempunyai kelanggengan kehidupan mereka tidak dapat menyelesaikan masalah dalam rumah tangga, mereka langsung masuk dalam tahap PERCERAIAN, ibarat neraka, hubungan yang tidak harmonis.

Salah satu tujuan utama dalam pernikahan adalah menciptakan keluarga yang damai dalam menjalani kehidupan bersama, untuk dapat memberikan dan menebarkan nilai kebaikan terhadap sesama.

Saya bangga akan keharmonisan bentuk keluarga, walaupun sudah bertahun – tahun menjalani hidup bersama, tentu sudah mengenal pribadi antara satu dan lainnya. Yang diperlukan inilah sebuah komitmen dengan pasangan hidup kita kelak.

Jangan sampai saat cinta yang sesungguhnya datang menghampiri, Anda mengatakan “Gue gak percaya first love”

Perlu Anda menikmati cinta yang datang atau yang Anda hampiri.

5 hal mengapa cinta itu bisa saling memberikan keajaiban bagi penikmatnya?

Mudah sekali,

Pertama
Dikarenakan mencintai pasangan hidup Anda karena memilih lewat berdo’a, maka terkadang di dalam mimpi saja sudah mengetahui calon pasangan hidup qta, maka Anda akan sangat menikmati bahwa tidak mudah Anda menemukannya karena keridhoan Allah.

Kedua
Merasakan First love, cinta yang tumbuh saat Anda memandang mata pasangan Anda, mendapatkan getaran listrik dalam tubuh Anda. Mencintai dan menyayangi pasangan hidup Anda dengan menerima apa adanya kondisi pasangan hidup kita.

Ketiga
Dijodohkan atau dikenalkan oleh orang yang sudah memahami Anda, lalu Anda dipertemukan dengannya, keadaan yang seperti itulah membuat Anda merasa cocok  jikalau Anda menerimanya dan orang tersebut mendapat perhatian dari Anda, tentu Anda sudah memiliki hal ketiga menjadi pasangan yang langgeng.

Keempat
Ternyata Anda disukai oleh seseorang yang sudah mengenal Anda sejak lama, hal ini tidak mengkhawatirkan akan pilihan Anda... Bahkan hanya dengan menabur benih – benih cinta yang di ridhoi Alllah.

Kelima
Baru mengenal sudah saling pengertian, menganggap satu sama lain adalah manusia terbaik, pasti akan teringat karena hal apa yang membuat Anda bisa percaya mengapa saat itu bertemu.

Point kedua, tidak semua manusia dapat merasakan saat dirinya sedang jatuh cinta seperti first love, baru hanya melihat atau berpandangan saja bisa langsung suka. Anda tidak mau dan menghindar? Lalu bagaimana mengatasinya?

Ada OBAT ALERGI FIRST LOVE-nya lho..???!

Mau tau?

Yang paling mujarab adalah memahami Indahnya cinta yang datang dalam hidup Anda atau yang Anda hampiri, karena begitu Anda keluar dari area cinta, maka Anda mengalami kegersangan hati untuk dapat mengerti akan cinta, sikap saling menyayangi, melewati hal untuk membentuk pribadi menjadi lebih dewasa. Maka nikmatilah, karena di saat cinta itu pergi, percayalah bahwa cinta Anda telah tertanam dihatinya.

Diambil dari

Kamis, 12 Juli 2012

Lewatilah Jembatan Rel Kereta Gantung Bersamaku





Pernahkah Anda merasakan sebuah pengalaman yang membuat Anda kapok atau tidak menginginkan kembali dalam keadaan yang sama setelah Anda ulangi, Anda mengalami kesuksesan?

Di dalam pemikiran, buatlah rasa keingintahuan Anda akan suatu hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Suatu hal yang tidak ada menjadi ada. Suatu hal yang tidak bergerak menjadi bergerak. Keinginan untuk berusaha, seperti Anda berada di dalam ingatan puluhan tahun yang lalu, saat Anda masih belajar untuk berjalan, Anda harus melalui proses merangkak, berdiri lalu berjalan. 

Proses merangkak coba Anda ibaratkan seperti tubuh yang lemah sedang mengumpulkan tenaga untuk menahan beratnya beban tubuh yang harus Anda bawa, Anda tidak boleh menyerah jikalau Anda harus terjatuh, maka kemungkinan Anda akan coba kembali sampai ke tahap berikutnya.

Sungguh benar, pada tahap berikutnya, kemampuan yang Anda miliki terus bertambah, walaupun hanya berpatokan pada satu tumpuan yaitu kaki, maka gunakanlah kaki untuk meringankan beban tubuh Anda. Di saat Anda harus memulai melangkahkan kaki bergantian,  maka Anda harus merasakan adanya keseimbangan, dengan mencoba maka Anda mulai menapakkan langkah kaki dengan mantap menjadi berada dari satu tempat ke tempat yang lain.

Keinginan yang kuat untuk tetap membuat kesempatan demi kesempatan terlewati dengan baik, maka saat Anda merasa langkah Anda mudah, maka beban di tubuh Anda pun berkurang. Hanya dengan kepercayaan diri dan rendah hati maka Anda akan menggerakkan segala kemampuan menciptakan ketekunan. Dimulai dari ketekunan, maka sangatlah AJAIB kalau Anda bahkan bisa berlari.

Lalu bagaimanakah dengan dasar pijakan yang Anda lewati dapat dipastikan Aman?

Cobalah di saat Anda sudah dapat berlari, Anda dapat membayangkan kalau yang Anda pijak adalah sepanjang  jembatan rel kereta gantung dibawahnya sungai deras. Anda tidak boleh ragu karena kalau Anda ragu, kereta yang datang dari Arah depan ataupun dari belakang membuat Anda celaka.

Lewatilah dengan kehati – hatian namun yakin kalau Anda bisa melaluinya sahabatku.

Disaat Anda harus menginjak pada pijakan garis besi rel yang pertama maka sesudahnya Anda akan menemui lubang yang terlihat jelas di bawahnya sungai yang mengalir deras, anggaplah dibawah ada sebuah kenyataan yang tidak bisa Anda tolak yaitu masalah, diibaratkan dengan mengalirnya air sungai yang deras, maka melihat air itulah yang membuat Anda dapat menyelesaikannya dengan keberhasilan Anda menginjak pijakan garis besi berikutnya.

Seperti itulah hidup manusia, tidak ada yang menerima manisnya saja, terkadang Anda harus membuka mata Anda lebar – lebar, dengan melihat berbagai fakta yang ada di sekitar Anda. Anda tidak bisa merubah dengan semau keinginan hati Anda, tapi Anda harus mengingat kalau Anda memerlukan orang lain dalam hidup ini untuk dapat menikmatinya bersama – sama. Berbagilah, maka Anda akan mendapatkan makna hidup yang sebenarnya.

Apakah Anda yakin bisa melewati sampai di ujung jembatan gantung rel kereta?

Yakinlah kalau Anda pasti bisa melewatinya bersamaku sahabatku, karena sampai di sinilah Anda dapat menghilangkan kelelahan dan kejenuhan sebagai pemacu motivasi hidup dalam melewati berbagai kondisi yang berulang – ulang, yakinlah Anda bisa melewatinya dengan selamat yang mengantarkan Anda pada kesuksesan.

12 Juli 2012

Selasa, 10 Juli 2012

Topi Pintar





Apa yang Anda renungi hari ini?

Ada sebuah keajaiban yang patut Anda kagumi.

Coba perhatikan apa yang membuat Anda mensyukuri satu penciptaan Allah yang Maha Kuasa dalam diri Anda, Anda yang dilahirkan dalam keadaan bayi sampai kita mengalami proses menjadi anak, lalu remaja, dewasa, hingga tua.

Tempat apa yang dapat menyimpan memori dalam hidup dari hal kecil sampai hal yang besar.

Apakah itu?

Ya, Anda benar yaitu Otak. Alangkah indah nikmat yang Allah berikan ya sahabatku.
Letaknya ada di bagian paling atas tubuh Anda, ia dilindungi oleh tulang tengkorak yang di desain sangat luar biasa, dapat mengendalikan sistem syaraf pusat agar Anda dapat beraktifitas secara normal.

Otak terbagi menjadi dua, ada otak kanan yang dapat menyimpan memori jangka panjang dan cenderung dapat berkreasi dalam imajinasi seperti hal musik, gambar, warna, dsb. Sedangkan otak kiri dapat menuimpan memori jangka pendek dan cenderung dalam rasionalisme seperti hal bahasa, logika, matematika, dsb.

Yang ingin saya sampaikan, setiap manusia memiliki Topi Pintar, yang dapat digunakan sewaktu - waktu baik dalam waktu yang tidak terduga atau hal yang sudah direncanakan. Topi ibaratkan adalah penghias atau keindahan pemikiran Anda danPintar adalah saat yang tepat digunakan untuk mengatasi hal yang tersulit.

Maka haruslah dapat ditumbuhkan dari usia dini Anak Anda bahkan saat Anak Anda baru dilahirkan, karena di saat memori baik yang Anda tanamkan, maka akan berpengaruh pada masa - masa mereka tumbuh di usia anak. Selalu mengucapkan kata - kata yang Anak Anda dengarkan menjadi panutan bagi mereka.

Dalam sebuah kasus yang mungkin pernah Anda alami, saat Anda mempunyai rasa takut pada kedalaman. Apakah Anda pernah mengingat dalam memori yang kurang baik akan hal tersebut, maka gunakanlah Topi Pintar Anda untuk mencoba hal yang belum pernah Anda rasakan setelahnya dengan aman. Cobalah menyelam ditempat yang dangkal, setelah berani maka Anda coba di kedalaman setinggi badan Anda, setelah Anda yakin dapat aman melewati latihan itu, maka Anda akan dengan mudah mencoba kembali di kedalaman yang lebih.

Cobalah Anda terapkan dalam hal apapun, maka hasilnya akan maksimal. Dapat Anda terapkan juga pada cita - cita dan harapan Anak Anda, kalau memang Anda menginginkan Anak Anda sukses, maka berikanlah motivasi bahwa Anak Anda dapat meraihnya. Karena memori yang ia dapatkan adalah lebih ke arah mendukung dari pada menolak atau tidak adanya pengakuan kepada kemampuan Anak Anda, maka tidak akan pernah Anak Anda mencapainya.

Saat ingin katakan “TIDAK / JANGAN” maka Anda sebagai orang tua keluarkan Topi Pintar Anda.

Bagaimana caranya?

Mudah sekali sahabatku, gunakanlah Topi Pintar dengan memakai kata - kata tersebut dan lakukanlah menggunakan penambahan alasan yang tepat, karena memori yang terekam dalam jangka panjang akan berpengaruh kepada Anak Anda di usia Remaja dan Dewasa kelak.

10 Juli 2012

Yuk, Menabung Pahala Ketulusan





Sahabatku yang membaca semua, pernah ngga’ sih membayangkan kalau kebaikan apapun yang sudah kita lakukan adalah pahala ketulusan?

Dalam kehidupan itu pasti selalu berpasang - pasangan, ada putih ada hitam, ada suka ada duka, ada benar ada salah, ada tinggi ada rendah, ada besar ada kecil, dsb. Namun ada kalanya apa yang Anda harapkan belum tentu menjadi kenyataan. Ada banyak hal yang membuat kita langsung ngga’ semangat lagi, menyerah, bahkan bunuh diri, naudzubillah. 

Jangan pernah putus asa ya bagi kita semua yang pernah melakukan sesuatu lalu Anda dicaci dan dimaki hanya karena ingin berbuat baik. Jangan bersedih, jadikan hal itu adalah perubahan bagi pribadi Anda. Karena kuatnya Anda untuk merubah disekitar Anda menjadi kedamaian adalah pahala yang kita harapkan, maka haruslah Anda selalu melakukan kebaikan - kebaikan.

Apakah Anda masih bingung bagaimana caranya menabung pahala ketulusan? Mudah sekali sahabatku. Dengan Anda memposisikan diri Ana terhadap orang lain yang memiliki beban, membuat Anda semakin kaya akan pahala. Bayangkanlah saat orang yang kita cintai, orang tua Anda, pasangan hidup Anda baik suami atau istri, anak Anda, bahkan sahabat atau teman dekat Anda sedang sakit atau dirundung beban masalah, maka kita dengan senang hati membantu untuk mengurangi penderitaan mereka, baik dengan perbuatan atau nasehat yang mencerahkan hati mereka walaupun hanya dalam waktu sebentar. Hanya dengan mencoba hal yang mudah seperti yang Anda lakukan setiap pagi dengan menyapa orang - orang yang Anda temui di kantor “Selamat pagi” atau juga “Hai, gimana kabarmu hari ini?”, melakukan semua kebaikan hanya dilakukan dengan mengekspresikan satu bentuk tanda yaituSMILE, dengan Anda tersenyum, ada hal yang sangat menyenangkan hati seandainya Anda melakukannya dengan tulus.

Tulus artinya tidak berharap imbalan dari seseorang yang Anda bantu, nah disaat banyak ketulusan yang kita coba lakukan untuk orang disekitar Anda, maka Anda sudah menabung pahala ketulusan…


9 Juli 2012

Bahagia




Dalam hidup ada suka ataupun duka
Namun jika di renungi saat duka yang telah berlalu, percayalah bahwa akan ada suka, disaat itulah kita harus bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita saat ini…
Seperti roda berputar, saat kebahagiaan datang menyelimuti terkadang ujian akan menghampiri kepada kita sebagai manusia yang beriman.
Disaat kelemahan yang ada di dalam diri bercengkrama, mampukanlah diri kita untuk menciptakan kekuatan yang dapat berbuah kebahagiaan
Bahagia, adalah kebebasan hati tanpa beban

3 Juli 2012

Jumat, 25 Mei 2012

Berbagai Fungsi




Awal saya mengenal merajut dari seorang teman waktu di SMU, saat itu saya melihat dengan hasil rajutan dengan warna kesukaan kita menjadi tidak bosan untuk selalu digunakan.

Belajar merajut adalah hal menyenangkan, karena dimulai dari awal yang sederhana. Walaupun pertama belajar sepertinya sulit tapi tak pantang untuk menyerah begitu saja, setelah saya sedikit mengetahui cara dasar di awal dan belajar di saat - saat istirahat, maka saya mencoba mengulangi di rumah. Alhasil dengan berusaha sampai saya merasa bisa walaupun sebagai pemula sewaktu saya kuliah, maka saya mencoba dengan bentuk tempat pensil, membuat motif berbagai warna dan perpaduannya, menggunakan resliting untuk penutup dan aksesoris penutup luarnya.

Dengan bermodalkan 4 gulung benang dengan masing - masing 2 gulung benang dengan warna yang sama, saya mengerjakan banyak pesanan untuk teman - teman saya saat itu, walaupun dengan harga modal, saya sangat menyukai hal tersebut karena dari hal itulah yang membuat saya melancarkan kemampuan dalam merajut dengan cepat. Waw, hasilnya lebih dari sepuluh tempat pensil dengan berbagai macam warna sebagai pemula membuat saya bangga dengan keterampilan merajut.

Setelah saya merasa tempat pensil yang saya gunakan juga bisa dipakai untuk fungsi yang lain seperti tempat make up dan mukena, membuat saya terinspirasi untuk membuat tas besar sesuai juga warna dan motif yang sama dengan tempat pensil yang saya gunakan, selama saya merajut tas membutuhkan waktu yang lama karena berbarengan dengan pesanan tempat pensil, hasilnya membuat saya tidak bosan untuk dapat saya bawa ke kampus.

Saya juga mencoba membuat bentuk aksesoris seperti bunga, dengan bentuk bunga yang unik maka saya padukan satu demi satu untuk membuat tas dan saya gunakan untuk isi yang lebih sedikit.



Dengan menggunakan hasil buatan sendiri selain bermanfaat, melatih kesabaran dapat menghasilkan uang juga lho!

Ayo, siapa yang mau belajar dengan saya, gratisss...


#Memeriahkan penyambutan Festival Rajutan Indonesia ke-4 
yang akan diadakan Juni - Juli oleh merajut.com#

Minggu, 15 April 2012

Atlantis - Ancol



14 April 2012

Pagi yang cerah membuatku bahagia...
Aku ke rumah mba Yeni jam 8 pagi, karena belum sempat  membawa bekal makan siang, maka saya titipkan tas sebentar untuk membeli bekal nasi padang ( rendang ) & cemilan ( Lays, Pulpy Orange & Pocari Sweet ), tak lama kemudian aku, Mba Yeni, Mas Dedy & Zhafira berangkat menuju halte seberang ITC Cempaka Mas menunggu mba Wita & mas Erawan. Sempat menunggu agak lama karena bumbu rujak dan kamera digital milik kakak mba Wita sempat tertinggal. Setelah mba Wita sampai, kami langsung berangkat menuju Ancol. Melewati arah Senen, kami belok ke kanan searah PRJ mungkin bulan Juni aku akan ke sana.

Memasuki pintu masuk Selatan Ancol, dengan membayar per-orang Rp. 15.000,- begitu juga dengan 1 motor Rp. 15.000,-, mencari parkiran motor tepat di seberang Atlantis kamipun berjalan menuju tempat tunggu dan di sana aku bertemu dengan Mas Anwar, Rika, Mba Dini, Zaskia, Yuni & Mba Ryan. Dengan mengumpulkan uang masuk Rp. 55.000,- per-orang ke Mas Dedy untuk membeli tiket, kami pun akhirnya masuk.

Mencari tempat untuk duduk dan menaruh barang bawaan, kami pun mendapat tempat yang nyaman dekat kolam ikan & ruang ganti. Setelah ganti baju untuk berenang, aku pun sudah tidak sabar untuk membasahi seluruh badan. Aku, Yuni, Mba Wita dan Mas Erawan mengawali di kolam tempat anak - anak bermain juga berenang, berfoto - foto dan dekat kolam tanding kami bertemu Mas Anwar & Mba Ryan setelah mencoba di kolam Apung, akupun baru tau kalau di kolam Apung hanya bisa mengapungkan badan, tidak boleh berenang dan sengaja menyelamkan wajah, karena kalau air di kolam itu masuk, maka akan terasa asin sekali, kalau kena mata akan perih. Setelah kami mencoba menyudahi maka kami berjalan kembali dan menyusuri wilayah itu, karena aku, Yuni, Mba Ryan, Mba Wita dan Mas Erawan tidak memakai alas kaki, maka kami meniatkan memasukkan badan kami ke kolam arus, dan benar terasa lebih nyaman di dalam air. Kami memutari kolam & akhirnya kami bertemu tempat dimana kami tadi menaruh barang bawaan.

Karena kami lapar, maka tak segan - segan kami makan siang dan menyantap dengan lahap, seperti begitu lapar walaupun hanya baru sekali memutari kolam arus tersebut. Mba Wita juga mengeluarkan rujak yang tadi di bawa, nikmat bumbunya yang pedas.

Setelah kami makan maka kamipun melanjutkan untuk berenang di kolam arus, sebelumnya Mba Wita dan Mas Erawan menyewa ban renang dengan menaruh uang Rp. 100.000,- yang harus dipulangkan sebelum jam 3 sore, tak lama dekat dengan kolam ombak, terdengar ramai sekali, kami masuk ke kolam dan ternyata benar, ada senam yang sudah di mulai, 3 lagu yang asik banget buat goyang, maka aku, Yuni dan Mba Ryan ikut bergoyang mengikuti instruktur. Sudah cukup maka kami kembali ke kolam arus dan mengitari kolam tersebut sampai pada saat ombak arus kencang maka kami yang berjalan tanpa menggunakan ban renang berasa terguncang. Kami kembali dan mencoba di kolam anak - anak dan menaiki perosotan, akhirnya aku mencoba walaupun sedikit takut tapi bisa.

Setelah Mas Anwar kembali membawa ban sewaannya Mba Wita, aku, Yuni dan Mba Ryan masuk kembali ke kolam arus untuk mencoba derasnya arus yang cukup kencang, karena belum, maka 2 kali berputar, aku pun diam diatara batas kolam arus dan bertemu dengan Mba Wita, Mas Erawan, Mba Dini, Zaskia, Mba Yeni, Mas Dedy dan Zhafira sedang duduk di tepian. Sambil menyelonjorkan kaki, badan kamipun ikut bergoyang mengikuti ombak yang sedang beraksi. Setelah Mba Ryan & Yuni kembali, Mba Yeni, Zhafira dan Mas Deddy yang mencoba untuk menggunakan ban tersebut, kami kembali menghabiskan cemilan yang kubawa dan mencoba mengguyurkan badan dengan air grujukan yang ada di kolam anak - anak, rasanya sangat enak, badan seperti di pijat.

Setelah puas, maka akupun berkemas untuk mandi.

Berberes - beres dan berfoto untuk kenangan manis, setelah Mas Anwar dan Rika berpamitan maka kami semua mampir dulu di pantai Ancol, setelah malam menjemput, perut kami lapar semua, tidak jauh maka kami jalan ke Mc. D dan memesan paket panas Rp. 18.000,- + PPN Rp. 1.800,- ( Nasi, Ayam Paha, Coca cola ). Setelah kenyang, kami pun berpisah dengan Mba Dini, Zaskia dan Mba Ryan yang menaiki bus Wara Wiri menuju kendaraan busway, dan kami berjalan menuju parkiran motor untuk pulang. Eeehh, tunggu dulu ada Yuni yang ikut sampai pintu Selatan Ancol, karena akan naik kereta. Aku, Mba Wita, Mas Erawan, Mba Yeni, Mas Dedy dan Zhafira, keluar lewat pintu timur Ancol.

Wah, memang senang dan gembira sekali sampai di rumah.

Sampai jumpa di cerita-ku di tempat lainnya ya...

Jumat, 13 April 2012

Fitness



Ini ke dua kalinya aku fitness dengan teman - teman kantor, pertama kali di daerah Pasar Minggu dengan mba Dinda, baru pertama kali langsung aku beli baju fitness warna merah ukuran L. Karena bahagianya aku langsung pakai dan terlihat menarik sekali dengan motif rok yang menutupi bagian atas kakiku kubeli dengan harga Rp. 250.000,-. Baju ini tak sia - sia kubeli karena aku berfikir pasti akan terpakai kembali kalau aku fitness saat ada waktu. Namun sayang dari pertama aku ikut fitness, kurang lebih awal tahun 2010 sampai sekarang 2012 baju ini baru kupakai lagi, sepertinya agak sesak, tapi tetap nyaman saat kupakai fitness tadi.

Awalnya kupakai dari rumah, karena memang kondisi badanku kurang fit, sekitar jam 10-an aku merasa sesak untuk bernafas, lalu ku buka saja baju fitness ini lalu ku coba untuk menyimpannya di dalam tas. Ku minum tolak angin cair dan C1000 yang ku beli di Alfamart depan kantor. Beberapa jam kemudian, nafasku kembali lega dan saat makan siang dengan tim paduan suara Hymne Caraka, aku merasa senang karena dapat menikmati makan yang ku pesan karena traktiran dari pembina C-Band ( pak Bambang Kurnia ). Hmm, nyummy... nikmatnya bisa makan bersama dengan mereka.

Tiba saat jam 17.00 jam kantor waktunya karyawan pulang, aku, mba Lenny & mba Evi berkemas untuk segera keluar kantor menuju salah satu tempat fitness yang baru buka dan memberi brosur 1 kali datang gratis. Saat tiba di tempat yang kami kunjungi, maka kami bertiga ganti baju dan segera memulai dan mencoba satu demi satu alat yang ada.

Setelah lelah, karena berhubung instruktur erobiknya belum ada maka kami mencoba untuk memasuki pemandian sauna yang hangat saat kami coba memasuki.

Setelah keringat kami mengucur deras maka kami mengakhiri latihan fitness kali ini...

Sampai jumpa lagi dengan fitness selanjutnya. Sudah ngga' sabar untuk bisa membuat badan sehat dengan fasilitas yang disediakan.

Minggu, 08 April 2012

Jalan – Jalan ke Kota Tua




Jakarta pagi itu yang diawali dengan hujan tak membuatku pantang untuk menggagalkan rencana baik.

Hari Sabtu 07 April 2012 cerah secerah hatiku yang memulai dengan aktivitas sehari – hari untuk menikmati hidupku yang sedang happy. Jam 8 pagi aku sudah mempersiapkan agenda pagi beberes kamar dan pakaian apa yang kupakai hari ini. Setelah bongkar – bongkar lemari ternyata ada sehelai baju yang sudah lama tak pernah kupakai karena baju di bagian lengan kiri, jahitan karetnya lepas. Namun karena sudah jam 9 aku khawatir tidak bisa menyelesaikan jahitannya, tapi tenang juga, tusuk demi tusuk telah kulalui dengan sempurna, akhirnya bisa juga kupakai baju itu.

Setelah kupakai dan make up juga tak pernah lupa, maka kupakai jilbabku yang sesuai dengan warna baju itu, lumayan pantas bisa pas untuk difoto nanti (sudah niat :D)...

Foto awal di depan rumah, pas di depan pintu masuk rumah (narsis... :D)

Minta diantar adik (Dewi Fitriani) yang masih di rumah ke rumah mba Lispa, sampai di depan pagar, Raihan & Riffat sudah menyambutku dengan baju berwarna sama (kuning) bertuliskan nama mereka “Raihan” dan “Riffat”, senangnya melihat mereka sudah rapi. Disusul dengan Daing, keponakan mba Lispa yang sedang menginap dan Fitri (pembantu mba Lispa), kamipun berangkat setelah melihat ponakan mba Lispa yang satunya lagi “Faizan”, melihat pipinya yang tembem, membuatku tak bosan melihat bayi 4 bulan itu digendong kakeknya.

Prapatan 2 Perumnas Klender, tepatnya koridor busway yang kunaiki bersama mereka, membuatku bisa menaiki fasilitas yang harusnya bisa aku nikmati saat kuliah, baru terjamah,, “Cuma Rp. 3.500,- bisa sampe ke Kota dan kemana koridor disediakan” batinku.

Sampai di Kampung Melayu (transit), karena menunggu lama dan busway yang datang selalu penuh, maka kami iseng ke koridor PGC untuk bisa menuju Harmoni supaya bisa dapat bangku yang kosong (maklum kalau mengajak anak – anak kecil sedikit ribet, xixixi). Sampai di koridor Harmoni, maka kami transit untuk menuju ke koridor kota (terakhir). Di tempat istirahat kamipun sholat dzuhur.

Wah, sampai juga tempat yang kami tunggu – tunggu,  kami melewati Museum Bank Mandiri & Bank Indonesia menyebrang jalan untuk menuju Museum Fatahillah, sebelum ke sana perut kami lapar, ada mie ayam yang menjual minuman juga kamipun lahap menikmati yang tersaji.

Melihat suasana yang riuh ramai, sambil melihat pertunjukkan kuda lumping yang ada di tengah – tengah lapangan yang ada, namun dengan melihat ada yang menjual cincin berukir nama, maka saya pun menghampiri untuk melihat dan membeli cincin yang kupilih.

Tak lama ada odong – odong berada ditengah keramaian, maka Riffat pun mengikuti untuk naik permainan yang ia sukai. Diam – diam, saya dan mba Lispa memasuki museum Fatahillah dengan membayar Rp. 2.000,- per orang. Kami berdua menyusuri satu persatu ruangan yang ada di museum itu. Sesampainya untuk kami keluar museum kamipun beristirahat dibawah pohon yang rindang, ada hal yang sangat membuat kami tak pernah lupa, kami melihat banci yang mengamen di sekitar orang berjualan makanan, sempat saya foto dan kalau dilihat kembali maka saya pun tertawa.

Menunggu waktu yang pas nanti saat menaiki sepeda yang disewakan disana, dengan Rp. 10.000,- saya bisa menaiki sepeda berwarna biru dan topi yang berwarna sama juga, kami bisa berkeliling di sekitar museum walaupun ramai.

Setelah kami capek berkeliling, kami sempat berfoto – foto untuk album kenangan (narsis)...

Mampir di musholla untuk sholat Ashar, setelah lelah ku membeli pocari sweet untuk mengembalikan ion tubuh, lumayan tenang.

Kami pun berjalan dan mencari jalan untuk memasuki koridor kota menuju Harmoni, transit tujuan ke PGC turun di Otista, balik lagi ke Kampung Melayu, baru ambil jurusan Walikota Jakarta Timur turun di Prapatan 2  Perumnas Klender.

Akhirnya sampai juga, karena perut keroncongan, mampir di kedai Nasi Goreng, nyummy...

Jumat, 09 Maret 2012

Belajar memasak...





Namanya juga sibuk jadi hari kerja tidak bisa untuk membuatku dapat mengerjakan 1 pekerjaan ini. Karena berhubung ibunda yang sedang mudik ke Nganjuk agak lama, wah jadi agak kelabakan untuk saling sama – sama membantu dengan adikku. Dengan membagikan tugas sehari – hari, kami pun harus memasak dadakan, dengan budget yang sudah ditentukan.

Membelanjakan dengan membelikan kebutuhan pangan, hal yang  jika direnungi akan banyak manfaat dan kelebihan, di samping dapat meminimkan pengeluaran saya per-hari nya juga dapat membuat saya semakin bisa untuk memasak.

Memang hal yang membuat saya bahagia, karena awalnya memasak itu tidak menyenangkan tapi setelah di coba dan merasa puas, jadi ketagihan. Apalagi dengan mencoba dan ternyata langsung bisa.

Waah, pokoknya setiap hati memasak aku akan selalu senang. Jadi nanti kalau ibunda sudah balik ke rumah, bisa lihat anaknya ini pintar, hehee...

Love u mom, banyak kerinduan yang kurasakan saat engkau berada jauh dari sisi...

Tapi dengan seperti ini, kebutuhanku bisa terpenuhi tanpa pusing untuk mengeluarkan budget membeli bekal makanan di luar.

Jumat, 24 Februari 2012

Renang, kenangan terindah bersama Ayahku...




“Pak saya mau ikutan renang, bisa pak?” kumeminta izin ke guru olah ragaku untuk mengiyakan permintaanku. “Bisa, tapi kamu bilang dulu dan minta izin sama orang tua ya!”

Ayahku yang sedang membaca koran pagi itu ku ganggu untuk mendengarkan harapanku. “Yah, di sekolah ada olah raga renang dan aku dibolehkan ikut tapi harus minta izin dulu sama orang tua dan tempatnya juga sedikit jauh jadi nanti aku dan teman – teman bareng untuk jalan dari rumah pak guru, boleh kan Yah?” sambil kutersenyum dan mengambilkan sepatu ayah yang baru saja ku semirkan sampai mengkilat. “Boleh ndo’ (anak - dalam bahasa jawa), mulai kapan ikutnya?”, ayahku sambil siap – siap berangkat dan keluar dari pintu rumah menanyakan. “Aku bisa ikut mulai minggu depan Yah, makasih ya... Ayah baik deh!”, sambil ku salim dan mencium tangannya dan aku pun juga pamit untuk berangkat.

Setelah ku mengikuti olah raga renang dan menjadi hobby, suatu saat aku berdua dengan ayah bertemu dengan guru privat yang sedang melatih salah satu muridnya di tempat ku renang dari sekolah. “Caranya begini ya... kakinya diluruskan berbarengan dengan tangan yang merenggang keluar, lalu tarik kaki ke depan dengan telapak kaki bertemu dan tangan diluruskan”, dengan sabar memegang kakiku dan memberitahu cara untuk menggerakkannya, akupun melihat muridnya yang sudah terlatih bolak balik dari ketinggian 120 cm sampai yang 210 cm.

Sejak pertama kalinya aku tau bagaimana cara berenang yang baik dari guru terbaik

_Dari Kelas 3 SD_

Minggu, 05 Februari 2012

Buku Catatan




             “Sampul coklat ini nggak rapi banget sih...” gumamku dalam hati. “Kapan mau Sita kembaliin?” Andi bertanya padaku sambil membalikkan badan. “Besok saja ya..” jawabku menunduk dengan mata mengarah ke dalam tas dan membereskan. “Ya sudah”, akhirnya Andi membolehkan.

            “Assalamu’alaikum...?!” sesampai di rumah biasa memang sepi hanya ada mba Ida pembantuku. “Wa’alaikumsalam, non Sita tumben pulang cepet?!”. “Iya nih mba Ida, tadi dosenku rapat jadi mahasiswanya pada dipulangin sebenarnya tanggung masih ada 1 jam mata kuliah lagi.., glek, glek, gleek.. Alhamdulillah, minumannya seger banget nih mba, jus apa nih?!”, duduk di meja makan sambil minum jus kalau pulang kuliah. “Itu bukan jus, tapi tadi liat resep di tabloid yang nyonya beli, minuman cinta”. Terkaget – kaget ku mendengar mba Ida cerita “memangnya ada resep minuman cinta? Saya kira jus jeruk campur mangga, kan saya sudah request kalau ada jeruk mending ditambah buah mangga biar seger, pantesan beda. Kasih tau dong mba Ida resepnya, kan mau bisa buat juga”. “Gampang kok non Sita, ini dari buah jeruk nipis yang diperas trus campur deh sama buah timun yang diserut”, sambil mba Ida menunjukkan cara membuat dan aku juga sangat antusias mencoba, setelah dicoba rasanya memang seger banget. “Makasih mba Ida, bisa buat lagi ya besok kalau aku sudah pulang”, sambil menuju kamar dan membereskan baju dan sepatu yang kupakai. “Iya mba Sita”, mba Ida mengiyakan keinginanku dan juga membereskan gelas dan peralatan yang tadi kami keluarkan.
            Cepat – cepat kuingin menyalin catatan yang minggu lalu tidak sempat ku tulis, biasanya aku pinjam ke Lisa, tapi tumben dah seminggu Lisa nggak masuk dan nggak ada kabar. Sambil melihat isi buku catatan yang kupinjam, sempat berfikir, kenapa dah kuliah masih pake buku trus disampul coklat, tapi yang ini buku sampulnya nggak rapi cuma dilipat dan langsung pakai plastik. Kubenarkan dan kulihat di halaman belakang terlihat ada gambar robot, aneh banget sudah besar dan bukan anak – anak lagi tapi ko’ gambarnya robot. Ku gambar juga disebuah kertas, dan kebetulan gambar robot yang ada di tabloid yang mama beli, sambil senyum – senyum sendiri ku tulis juga kata – kata romantis buat Andi.
            “Andi, sudah semester ke 7 kita selalu bareng. Aku cuma mau sampaikan perasaan yang ada di hati, kalau kamu memang baik dan aku juga mencintaimu, apakah kita bisa lebih serius lagi?”.       
“Mba Ida, mama belum pulang??” nongolin kepala, ternyata mama dan papa sudah ada di ruang tengah. “Kesini Sita, kamu lihat ini hadiah dari mama dan papa” memperlihatkan sebuah notebook dan aku pun berlari menghampiri dan memeluk mereka. “Makasih ma, pa...”. “Sita, semoga skripsi kamu lancar ya.. Mama yang pilih warnanya” papa membisiki kuping kananku. “Iya pa, kebetulan buat cari judul dan referensi buku – bukunya lebih enak langsung ku tulis di notebook yang aku mau ini, makasih ya”. “Iya, tapi ada satu syarat kalau kamu harus punya calon” papa menanyakan satu hal yang aku nggak paham. “Kenapa papa bilang gitu?” aku memjawab dengan pertanyaan.”Papa dan mama mau kalau kamu wisuda harus sudah ada calon suami yang nanti menikah dengan kamu dan mewarisi perusahaan papa ini, dan papa juga ingin cepat – cepat gendong cucu dari kamu”. Kaget ku mendengarnya, “papaaa...” sambil aku mencubit gemas tangan papa dan aku tersenyum juga mengingat surat yang kutulis tadi buat Andi, mama memelukku dan bilang “iya, jangan lama – lama, semangat ya buat nilai skripsi kamu bagus dan kasih hadiah ke mama seorang calon menantu yang kamu pilih”. “Hahaa..”. Kami pun tertawa berbincang apa yang ku harapkan juga.

“Ma, pa, aku berangkat ya..., mba Ida jangan lupa nanti buatin lagi minuman cinta seperti kemarin” kusalimi tangan papa dan mama, “iya, hati – hati ya..”, mama dan papa menyahuti. Lalu ku berangkat melewati jalan besar karena mau beli spidol warna merah dan biru.

“Sita, mana buku catatan metodologi penelitian 2 ku?”, sambil kuserahkan bukunya kuserahkan juga kertas dan 2 spidol yang kubeli tadi. “Makasih ya Ndi, kalau bisa kamu pakai spodol ini buat kasih tandanya”. “Ya ampun Sita kamu baik banget, sama – sama yaa..”. Nggak kusangka Andi cepat banget kasih kertas yang kutulis semalam juga menjawab dan buat aku penasaran, apa karena mumpung masih sepi, cuma ada aku, Andi dan 2 temanku di barisan belakang” mengguman dalam hati. Tapi setelah aku perhatikan, Andi senyum – senyum sendiri. Saat kulihat pilihan di kertas yang aku tulis, malah ada tulisan juga “Sita, kamu nggak pernah tau kalau aku sudah jadian sama Lisa dari semeseter 6, aku minta maaf ya nggak bisa serius dari hubungan kita, kita cuma teman”, seperti nggak percaya aku tutup lagi kertas dan memasukkan ke dalam tas. “Andi jangan ketawa gitu dong, aku kan nggak tau”.
Tidak lama, Lisa pun datang ke kampus dan ikut mata kuliah yang baru mulai. “Kamu dari mana aja Lis? Kutanya sambil ku berikan kartu absen yang dititipkan semua ke saya. “Aku mudik Sita, ke Solo karena nenekku sakit, maaf ya aku nggak bilang kalau nitip absen ke kamu karena alasanku yang buat aku khawatir sama nenek”, “nggak apa – apa kok Lisa, untungnya dosen yang masuk cuma kasih catatan aja, tapi minggu lalu aku juga nggak masuk”. “Oh gitu, aku kira Sita masuk, karena aku mau pinjam catatan minggu lalu, ya sudah sama Andi saja”. “Waaah!! Rasanya hatiku remuk, kenapa Lisa juga sama pinjam buku catatannya ke Andi”, menggumam dalam hati. “Lisa, nanti sebelum pulang aku mau bicara sama kamu di perpus ya?”. “Iya, Sita kita bareng aja, gimana kalau kita ke rumahku?”, Andi juga mendengar saat ku diajak Lisa ke rumahnya. “Iya Lisa, kan bisa sekalian pinjam catatan kuliah pas selama aku masuk ya..”. “Iya ya, hehee...”, berbarengan kami mengiyakan.

“Siang tante..”, kumulai menyapa mama nya Lisa yang akrab kupanggil tante Sasa. “Siang Sita, apa kabar? Gimana kabar mama dan papa kamu?”. “Mereka baik tante, tante Sasa sendiri gimana kabarnya, sehat? Oh iya, gimana kabar nenek Lisa di Solo?”. “Lisa sudah cerita ya seminggu nggak masuk kuliah, iya tante yang bilang nggak usah cerita sama siapa – siapa nanti khawatir kalau Lisa pulang ke Solo dadakan, syukur dah sehat sekarang, neneknya Lisa kan sudah tua, jadi maklum kalau sakit minta anak dan cucunya kumpul, nanti khawatir kalau sudah nggak ada dan kami nggak ada di sana jadi menyesal”. “Iya tante, kalau selama kita masih bisa, diusahakan gimana caranya biar bisa kumpul sama keluarga”. “Tante senang, anak jaman sekarang masih ada yang seperti kamu dan Lisa, minimal masih ada banyak orang yang punya penilaian keeratan kekeluargaan diperlukan apalagi saat – saat berharga, oh iya kamu sudah makan belum?”, tante menawari ku makan siang di rumah yang ruang makannya menyambung di halaman belakang dengan hiasan kolam ikan peliharaan papa Lisa. “Makasih ya tante..”, kamipun makan bersama.
“Sita, kamu masuk duluan di kamar ya.. Aku mau ke luar sebentar beli pulsa”, Lisa membolehkanku tiduran dulu di kamar. Sambil menunggu Lisa kembali, aku coba buka notebook-ku dan kumulai menyalin catatan perkuliahan tadi pagi. Lisa pun kembali ke kamarnya dengan cepat, seperti tidak sabaran ingin dengar cerita dariku, “Ayo dong Sita cerita ke aku, memang ada masalah apa siih? Mungkin aja aku bisa bantu. “Lisa, sebenarnya aku yang mau tanya sama kamu, ceritain dong tentang pacar kamu, curang ya aku nggak pernah tau tapi aku malah jadi diketawain sam..”. “Sama Andi..!! Lisa memotong ceritaku. ”Ya ampun, pantesan tadi Andi aku liat ketawa – ketawa waktu aku masuk ke kelas tadi”. “Ko’ Lisa tau yah?” . “Andi tuh memang sok tau deh cerita siapa pacarku, lagian kalau memang cowok yang waktu dia liat pake baj”. “Lisa, maksudku ceritain tentang Andi”, memotong cerita Lisa. “Tunggu, tunggu... Sita yang kamu tanya apakah Andi pacar aku? Ya udah, aku cerita dulu ya, sudah lama sih 2 bulan yang lalu aku jalan sama cowok yang keren dan cool menurutku, tapi dia sepupu aku yang baru pulang lulus kuliah dari Nanyang Technological University 1 tahun lalu, kebetulan kita jalan dan ketemu sama Andi, pas banget Andi lagi jalan berdua sama pacarnya, sejak itu aku di ledekin, siapa tuuh... Sudah aku jelasin tapi Andi tetep aja nggak percaya”. “Sampe sekarang?” tanyaku. “Iya, trus kenapa kamu bilang minta aku cerita tentang Andi, kamu kan juga sudah tau kalau dia itu punya pacar?”. “Iya, tapi dia bilang pacarnya kamu”. “Haah!! Yang bener aja, kenapa dia jadi bilang gitu, oke Sita, aku yang tanya ke Andi maksudnya apa, jadi besok baru aku kasih tau ke kamu”. “Oh, ya sudah aku pamit pulang dulu ya Lisa, catatanku di pinjam saja, aku sudah selesai menyalinnya tadi”.

“Assalamu’alaikum”, ku mengucapkan salam dan langsung masuk ke kamar. “Wa’alaikumsalam, non ini..”, dengan bingung mba Ida ngetok – ngetok pintu kamarku dan ku buka pintu kamar dengan mengucapkan “makasih mba Ida, minumannya sini aku bawa, biar di kamar aja minumnya”. “Tumben non biasanya cerita dulu apa aja yang terjadi tadi di kampus”, sahut mba Ida dalam hati sambil balik ke dapur. “Nanti aja mba, aku pasti cerita tapi nanti ya..”. “Lho, kok non Sita tau ya kalau saya menggumam dalam hati, ckckck”, mba Ida keheranan.
“Mba Ida, nih gelasnya”. “Udah non biarin aja, nanti biar mba Ida yang ambil ke kamar, kenapa jadi non yang bawa ke dapur”, gelas yang kukasih langsung di cuci mba Ida. Duduk di ruang makan, sambil ingat kalau jawaban surat tadi pagi dari Andi isinya mengecewakan “Sita, kamu nggak pernah tau..”, aku ambil piring saja dan makan malam tanpa menunggu mama dan papa yang sudah SMS mengabari pulang malam dan nggak sempat makan di rumah. “Non mau makan apa, biar mba siapin, malam ini ada lauk ayam bakar atau rendang kesukaan non Sita, mau apa non?”, mba Ida bertanya sambil menyiapkan nasi dan lauknya. “Ngga’ pernah tau..” aku diam tanpa menyadari pertanyaan mba Ida. “Non, non..! Non, nggak tau mau makan ayam atau rendang?”, sambil menggoyangkan bahuku. “Ehh iya mba..!! Maaf aku mau ayam bakar aja yang manis banyakin kecapnya”. Mba Ida jadi tambah bingung, biasanya non Sita suka banget makan rendang yang pedas, tumben kenapa jadi minta ayam bakar yang manis”. Non Sita lagi kenapa sih?! Dari tadi sore habis pulang dari kampus langsung masuk ke kamar, tumben nggak minum dan makan apa nggak lapar?” mba Ida jadi yang tanya duluan. “Oh, maaf ya mba, tadi aku mampir ke rumah Lisa temen kampusku, dan aku sudah makan di rumahnya”, jawabku sambil menyendokkan nasi ke piring. “Oh, saya kira non memang lagi nggak laper, trus non kenapa tadi di kamar bilang mau cerita tapi nanti, kan saya nggak tanya tapi non kok bisa berasumsi seperti itu” dengan santai mba Ida duduk di sebelahku. “Mba Ida, aku ini sedang bingung, jatuh cinta tapi bertepuk sebelah tangan, jadi gimana ya... Kepikiran mulu”. “Non lagi jatuh cinta ya?” tambah mba Ida. “Ah, ngggak juga tuh!”. “Udah non, bilang aja iya, kan saya denger kalau non disuruh dapet calon suami kalau nanti setelah wisuda biar papa non tenang karena ada yang mewarisi perusahaannya, nanti kalau non sudah berkeluarga biasanya punya keturunan dan itu yang papa dan mama non inginkan”. “Iya mba” sahutku, “tapi nggak semudah membalikkan telapak tangan, aku sudah berusaha cari tau gimana perasaan cowok itu ke aku, dulu masih sekolah aku nggak pernah di bolehin pacaran dengan alasan aku harus konsentrasi sekolah, sekarang aku bingung mba Idaa, kalau sudah begini... yaah mba kurang manis nih ayamnya, kecapnya masih ada nggak?”. Lho kok cerita malah tanya kecap”, gumam mba Ida. “Ada non, sebentar tak ambilkan”. “Tadi pagi aku sudah tembak itu cowok” lanjutku. “Waah!! Non kok kenapa jadi non yang nembak cowok?” Sambil memnyerahkan kecap mba Ida yang terlihat lebih dewasa menasehatiku. “Saya kasih tau ya non, kalau kita ini perempuan menunggu ada cowok yang mengatakan kalau dia mencintai kita” sahut mba Ida. “Pantesan mba, aku diketawain sama tuh cowok” ucapku. “Memang non bilang apa?” tanya mba Ida kepadaku. Lalu kuceritakan dan tak lama ku ambil surat yang ku beri tadi pagi ke Andi kutunjukkan ke mba Ida.
“Assalamu’alaikum...” mama dan papa membuka pintu mengagetkan kami. Tidak sempat aku simpan surat ini, lalu mama menghampiri dan bertanya “apa ini Sita, surat dari kampus?”. “Baca saja ma, ini surat yang aku ceritain semalam”. “Oh, mama kira dari kampus” mama duduk di sebelah papa dan mereka tertawa. “Iih, mama dan papa kenapa jadi ketawa, aku kan dah dewasa jadi apa salahnya kalau aku berusaha jujur kalau aku memang suka sama Andi, kan mama dan papa yang nyuruh aku cari calon” ku negdumal dan menuangkan kekecewaanku sama seperti kuungkapkan ke Andi. “Sitaa..a, Sita... Anak papa tersayang, kalau kamu tidak pernah jatuh cinta atau hanya suka sesaat maka kamu tidak akan pernah tau artinya hubungan serius itu seperti apa”. “Sita tau kok pa, kan Sita dah dewasa, aneh saja kenapa Sita dah mulai cinta tapi ternyata Sita tau kabar yang membuat hati Sita bimbang, baru kali ini ngerasainnya” sambil ku duduk diantara mereka kumenceritakan semuanya. “Papa juga pernah muda, gitu juga mama, kalau kita berdua nggak langsung bilang cinta kayak kamu, tapi papa PDKT dulu, papa telp mama setiap hari, entah tanya sudah makan apa belum atau sekedar tanya lagi ngapain, nah dari situ lama kelamaan kami berdua dekat dengan wajar, jalan bareng, makan bareng, nonton bareng trus papa yang nembak mama tapiii... Ada tapinya Sita, kalau kami punya komitmen dan mama yang mengajukan komitmen itu, kata mama “kalau nanti kita ketemu dan masing – masing masih sendiri, kamu boleh bilang suka atau sayang ke aku” ”. “Haah, mama bilang gitu?”tanyaku heran. Papa melanjutkan, “iya, trus papa bilang kalau memang aku adalah orang yang setia, walaupun kamu bersama dengan laki – laki lain maka aku tidak akan cemburu, dan saat itu aku akan tanya baik – baik ke kamu, kamu masih sendiri atau sudah dengan yang lain?” , kamu tau nggak Sita apa yang mama bilang ke papa setelah itu?” tanya papa sambil merangkul kami. “Ya nggak lah pa! Mana aku tau, hehee...” aku tertawa sambil mendengar mama melanjutkan cerita papa. “Mama yang waktu itu jalan bareng sama om Banu sepupu mama, kami ngobrol dan bercanda tiba – tiba dateng papa bawa bunga dan bilang “"aku sayang kamu” , kamipun tertawa mendengar cerita papa dan mama, pengalaman yang seru. “Ternyata untungnya papa diterima sama mama waktu itu, kalau nggak pasti papa sedih kayak aku sekarang ini”. “Hampir Sita, hampiiir saja papa ditolak karena mama langsung bilang, “kenalin, ini sepupu aku Banu” , papa langsung teringat komitmen kami, seperti itu sayang cerita kami bertemu” papa tetap meledekku. “Papa, genit pantesan aku jadi begini, hehee..” sahutku. “Anak siapa dulu dong, papa” mama memelukku dan menyuruhku besok dilanjut lagi, sudah malam besok kamu kuliah, kalau sudah dapet info dari Lisa kabari mama dan papa biar kamu nggak kebablasan seperti itu” mama mencium keningku dan aku masuk membawa surat cinta ini.

“Sita, sini aku kasih tau” Lisa menarik tanganku ke perpustakaan, Lisa tertawa sebelum menceritakan semua tentang Andi. “Sita, kita bertiga sudah 7 semester sama – sama jalan bareng, tapi karena kita sudah sama – sama sibuk karena tugas kuliah kita dan kerjaan sampingannya Andi jadi kamu nggak tau kabar dia sekarang”. “Cepetan Lisa, gimana?” aku sudah nggak sabar mendengar cerita Lisa. “Sita, kamu itu salah pengertian, kalau yang kamu anggap aku pacar Andi, salah. Karena Andi pacarnya memang Lisa tapi bukan Lisa Fajrina namaku, tapi Lisa Oktarini”. “Horee..ee!!” aku sampai lupa loncat – loncat dan teriak kegirangan padahal di perpustakaan nggak boleh berisik dan orang – orang menatapku. “Sita dengerin dulu, walaupun dia bukan Lisa aku, tapi intinya Andi itu sudah punya pacar pantesan dia nolak kamu karena memang ceweknya Andi itu temen sekolahnya waktu SMU, dan mereka ternyata sama – sama satu kantor”. “Yaaah!! Kecewa lagi deh” menyesali kegiranganku. “Sita, kamu jangan frustasi gara – gara Andi doang , lagi pula kamu kan sudah tau gimana dia, memang suka usil ngetawain kelakuan kamu yang masih seperti bocah, dia cuma pesen sama aku sambil menunjukkan kartu ucapan dan sebuah bunga mawar “Sita, anggap ini sebagai permohonan maafku, karena aku sebenernya sayang tapi sebagai teman saja dan bunga mawar yang ku petik di taman rumahku adalah sebagai ucapan terimakasih sudah 7 semester menjadi teman baikku”, nih ambil aja dari seseorang yang sayang sama kamu Sita, oh iya jangan lupa nanti malam ke rumahku lagi ya?” Lisa mengingatkan. “Iya Lisa, makasih sudah mengingatkan, tapiii ada apa ya bukannya kemarin aku sudah ke rumahmu menceritakan semua masalahku?” jawabku.”Bukan, sepupuku mau kenalan sama kamu” sahut Lisa.

“Kenalkan Sita, ini Bintang sepupuku” Lisa menghampiriku dengan seorang laki – laki ke teras depan rumah Lisa.
“Aku Sita teman satu kampusnya Lisa”. “Hai Sita, aku sayang kamu” dan Bintang mencium tanganku dengan romantis.

“Cinta itu terasa sempurna saat hati merasa bahagia”
...Cerpen 4 Februari 2012...


--Diikutsertakan dalam Proyek Antologi Komcin 3 Blogfam - Gradien--