Minggu, 08 April 2012

Jalan – Jalan ke Kota Tua




Jakarta pagi itu yang diawali dengan hujan tak membuatku pantang untuk menggagalkan rencana baik.

Hari Sabtu 07 April 2012 cerah secerah hatiku yang memulai dengan aktivitas sehari – hari untuk menikmati hidupku yang sedang happy. Jam 8 pagi aku sudah mempersiapkan agenda pagi beberes kamar dan pakaian apa yang kupakai hari ini. Setelah bongkar – bongkar lemari ternyata ada sehelai baju yang sudah lama tak pernah kupakai karena baju di bagian lengan kiri, jahitan karetnya lepas. Namun karena sudah jam 9 aku khawatir tidak bisa menyelesaikan jahitannya, tapi tenang juga, tusuk demi tusuk telah kulalui dengan sempurna, akhirnya bisa juga kupakai baju itu.

Setelah kupakai dan make up juga tak pernah lupa, maka kupakai jilbabku yang sesuai dengan warna baju itu, lumayan pantas bisa pas untuk difoto nanti (sudah niat :D)...

Foto awal di depan rumah, pas di depan pintu masuk rumah (narsis... :D)

Minta diantar adik (Dewi Fitriani) yang masih di rumah ke rumah mba Lispa, sampai di depan pagar, Raihan & Riffat sudah menyambutku dengan baju berwarna sama (kuning) bertuliskan nama mereka “Raihan” dan “Riffat”, senangnya melihat mereka sudah rapi. Disusul dengan Daing, keponakan mba Lispa yang sedang menginap dan Fitri (pembantu mba Lispa), kamipun berangkat setelah melihat ponakan mba Lispa yang satunya lagi “Faizan”, melihat pipinya yang tembem, membuatku tak bosan melihat bayi 4 bulan itu digendong kakeknya.

Prapatan 2 Perumnas Klender, tepatnya koridor busway yang kunaiki bersama mereka, membuatku bisa menaiki fasilitas yang harusnya bisa aku nikmati saat kuliah, baru terjamah,, “Cuma Rp. 3.500,- bisa sampe ke Kota dan kemana koridor disediakan” batinku.

Sampai di Kampung Melayu (transit), karena menunggu lama dan busway yang datang selalu penuh, maka kami iseng ke koridor PGC untuk bisa menuju Harmoni supaya bisa dapat bangku yang kosong (maklum kalau mengajak anak – anak kecil sedikit ribet, xixixi). Sampai di koridor Harmoni, maka kami transit untuk menuju ke koridor kota (terakhir). Di tempat istirahat kamipun sholat dzuhur.

Wah, sampai juga tempat yang kami tunggu – tunggu,  kami melewati Museum Bank Mandiri & Bank Indonesia menyebrang jalan untuk menuju Museum Fatahillah, sebelum ke sana perut kami lapar, ada mie ayam yang menjual minuman juga kamipun lahap menikmati yang tersaji.

Melihat suasana yang riuh ramai, sambil melihat pertunjukkan kuda lumping yang ada di tengah – tengah lapangan yang ada, namun dengan melihat ada yang menjual cincin berukir nama, maka saya pun menghampiri untuk melihat dan membeli cincin yang kupilih.

Tak lama ada odong – odong berada ditengah keramaian, maka Riffat pun mengikuti untuk naik permainan yang ia sukai. Diam – diam, saya dan mba Lispa memasuki museum Fatahillah dengan membayar Rp. 2.000,- per orang. Kami berdua menyusuri satu persatu ruangan yang ada di museum itu. Sesampainya untuk kami keluar museum kamipun beristirahat dibawah pohon yang rindang, ada hal yang sangat membuat kami tak pernah lupa, kami melihat banci yang mengamen di sekitar orang berjualan makanan, sempat saya foto dan kalau dilihat kembali maka saya pun tertawa.

Menunggu waktu yang pas nanti saat menaiki sepeda yang disewakan disana, dengan Rp. 10.000,- saya bisa menaiki sepeda berwarna biru dan topi yang berwarna sama juga, kami bisa berkeliling di sekitar museum walaupun ramai.

Setelah kami capek berkeliling, kami sempat berfoto – foto untuk album kenangan (narsis)...

Mampir di musholla untuk sholat Ashar, setelah lelah ku membeli pocari sweet untuk mengembalikan ion tubuh, lumayan tenang.

Kami pun berjalan dan mencari jalan untuk memasuki koridor kota menuju Harmoni, transit tujuan ke PGC turun di Otista, balik lagi ke Kampung Melayu, baru ambil jurusan Walikota Jakarta Timur turun di Prapatan 2  Perumnas Klender.

Akhirnya sampai juga, karena perut keroncongan, mampir di kedai Nasi Goreng, nyummy...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar