Minggu, 15 April 2012

Atlantis - Ancol



14 April 2012

Pagi yang cerah membuatku bahagia...
Aku ke rumah mba Yeni jam 8 pagi, karena belum sempat  membawa bekal makan siang, maka saya titipkan tas sebentar untuk membeli bekal nasi padang ( rendang ) & cemilan ( Lays, Pulpy Orange & Pocari Sweet ), tak lama kemudian aku, Mba Yeni, Mas Dedy & Zhafira berangkat menuju halte seberang ITC Cempaka Mas menunggu mba Wita & mas Erawan. Sempat menunggu agak lama karena bumbu rujak dan kamera digital milik kakak mba Wita sempat tertinggal. Setelah mba Wita sampai, kami langsung berangkat menuju Ancol. Melewati arah Senen, kami belok ke kanan searah PRJ mungkin bulan Juni aku akan ke sana.

Memasuki pintu masuk Selatan Ancol, dengan membayar per-orang Rp. 15.000,- begitu juga dengan 1 motor Rp. 15.000,-, mencari parkiran motor tepat di seberang Atlantis kamipun berjalan menuju tempat tunggu dan di sana aku bertemu dengan Mas Anwar, Rika, Mba Dini, Zaskia, Yuni & Mba Ryan. Dengan mengumpulkan uang masuk Rp. 55.000,- per-orang ke Mas Dedy untuk membeli tiket, kami pun akhirnya masuk.

Mencari tempat untuk duduk dan menaruh barang bawaan, kami pun mendapat tempat yang nyaman dekat kolam ikan & ruang ganti. Setelah ganti baju untuk berenang, aku pun sudah tidak sabar untuk membasahi seluruh badan. Aku, Yuni, Mba Wita dan Mas Erawan mengawali di kolam tempat anak - anak bermain juga berenang, berfoto - foto dan dekat kolam tanding kami bertemu Mas Anwar & Mba Ryan setelah mencoba di kolam Apung, akupun baru tau kalau di kolam Apung hanya bisa mengapungkan badan, tidak boleh berenang dan sengaja menyelamkan wajah, karena kalau air di kolam itu masuk, maka akan terasa asin sekali, kalau kena mata akan perih. Setelah kami mencoba menyudahi maka kami berjalan kembali dan menyusuri wilayah itu, karena aku, Yuni, Mba Ryan, Mba Wita dan Mas Erawan tidak memakai alas kaki, maka kami meniatkan memasukkan badan kami ke kolam arus, dan benar terasa lebih nyaman di dalam air. Kami memutari kolam & akhirnya kami bertemu tempat dimana kami tadi menaruh barang bawaan.

Karena kami lapar, maka tak segan - segan kami makan siang dan menyantap dengan lahap, seperti begitu lapar walaupun hanya baru sekali memutari kolam arus tersebut. Mba Wita juga mengeluarkan rujak yang tadi di bawa, nikmat bumbunya yang pedas.

Setelah kami makan maka kamipun melanjutkan untuk berenang di kolam arus, sebelumnya Mba Wita dan Mas Erawan menyewa ban renang dengan menaruh uang Rp. 100.000,- yang harus dipulangkan sebelum jam 3 sore, tak lama dekat dengan kolam ombak, terdengar ramai sekali, kami masuk ke kolam dan ternyata benar, ada senam yang sudah di mulai, 3 lagu yang asik banget buat goyang, maka aku, Yuni dan Mba Ryan ikut bergoyang mengikuti instruktur. Sudah cukup maka kami kembali ke kolam arus dan mengitari kolam tersebut sampai pada saat ombak arus kencang maka kami yang berjalan tanpa menggunakan ban renang berasa terguncang. Kami kembali dan mencoba di kolam anak - anak dan menaiki perosotan, akhirnya aku mencoba walaupun sedikit takut tapi bisa.

Setelah Mas Anwar kembali membawa ban sewaannya Mba Wita, aku, Yuni dan Mba Ryan masuk kembali ke kolam arus untuk mencoba derasnya arus yang cukup kencang, karena belum, maka 2 kali berputar, aku pun diam diatara batas kolam arus dan bertemu dengan Mba Wita, Mas Erawan, Mba Dini, Zaskia, Mba Yeni, Mas Dedy dan Zhafira sedang duduk di tepian. Sambil menyelonjorkan kaki, badan kamipun ikut bergoyang mengikuti ombak yang sedang beraksi. Setelah Mba Ryan & Yuni kembali, Mba Yeni, Zhafira dan Mas Deddy yang mencoba untuk menggunakan ban tersebut, kami kembali menghabiskan cemilan yang kubawa dan mencoba mengguyurkan badan dengan air grujukan yang ada di kolam anak - anak, rasanya sangat enak, badan seperti di pijat.

Setelah puas, maka akupun berkemas untuk mandi.

Berberes - beres dan berfoto untuk kenangan manis, setelah Mas Anwar dan Rika berpamitan maka kami semua mampir dulu di pantai Ancol, setelah malam menjemput, perut kami lapar semua, tidak jauh maka kami jalan ke Mc. D dan memesan paket panas Rp. 18.000,- + PPN Rp. 1.800,- ( Nasi, Ayam Paha, Coca cola ). Setelah kenyang, kami pun berpisah dengan Mba Dini, Zaskia dan Mba Ryan yang menaiki bus Wara Wiri menuju kendaraan busway, dan kami berjalan menuju parkiran motor untuk pulang. Eeehh, tunggu dulu ada Yuni yang ikut sampai pintu Selatan Ancol, karena akan naik kereta. Aku, Mba Wita, Mas Erawan, Mba Yeni, Mas Dedy dan Zhafira, keluar lewat pintu timur Ancol.

Wah, memang senang dan gembira sekali sampai di rumah.

Sampai jumpa di cerita-ku di tempat lainnya ya...

Jumat, 13 April 2012

Fitness



Ini ke dua kalinya aku fitness dengan teman - teman kantor, pertama kali di daerah Pasar Minggu dengan mba Dinda, baru pertama kali langsung aku beli baju fitness warna merah ukuran L. Karena bahagianya aku langsung pakai dan terlihat menarik sekali dengan motif rok yang menutupi bagian atas kakiku kubeli dengan harga Rp. 250.000,-. Baju ini tak sia - sia kubeli karena aku berfikir pasti akan terpakai kembali kalau aku fitness saat ada waktu. Namun sayang dari pertama aku ikut fitness, kurang lebih awal tahun 2010 sampai sekarang 2012 baju ini baru kupakai lagi, sepertinya agak sesak, tapi tetap nyaman saat kupakai fitness tadi.

Awalnya kupakai dari rumah, karena memang kondisi badanku kurang fit, sekitar jam 10-an aku merasa sesak untuk bernafas, lalu ku buka saja baju fitness ini lalu ku coba untuk menyimpannya di dalam tas. Ku minum tolak angin cair dan C1000 yang ku beli di Alfamart depan kantor. Beberapa jam kemudian, nafasku kembali lega dan saat makan siang dengan tim paduan suara Hymne Caraka, aku merasa senang karena dapat menikmati makan yang ku pesan karena traktiran dari pembina C-Band ( pak Bambang Kurnia ). Hmm, nyummy... nikmatnya bisa makan bersama dengan mereka.

Tiba saat jam 17.00 jam kantor waktunya karyawan pulang, aku, mba Lenny & mba Evi berkemas untuk segera keluar kantor menuju salah satu tempat fitness yang baru buka dan memberi brosur 1 kali datang gratis. Saat tiba di tempat yang kami kunjungi, maka kami bertiga ganti baju dan segera memulai dan mencoba satu demi satu alat yang ada.

Setelah lelah, karena berhubung instruktur erobiknya belum ada maka kami mencoba untuk memasuki pemandian sauna yang hangat saat kami coba memasuki.

Setelah keringat kami mengucur deras maka kami mengakhiri latihan fitness kali ini...

Sampai jumpa lagi dengan fitness selanjutnya. Sudah ngga' sabar untuk bisa membuat badan sehat dengan fasilitas yang disediakan.

Minggu, 08 April 2012

Jalan – Jalan ke Kota Tua




Jakarta pagi itu yang diawali dengan hujan tak membuatku pantang untuk menggagalkan rencana baik.

Hari Sabtu 07 April 2012 cerah secerah hatiku yang memulai dengan aktivitas sehari – hari untuk menikmati hidupku yang sedang happy. Jam 8 pagi aku sudah mempersiapkan agenda pagi beberes kamar dan pakaian apa yang kupakai hari ini. Setelah bongkar – bongkar lemari ternyata ada sehelai baju yang sudah lama tak pernah kupakai karena baju di bagian lengan kiri, jahitan karetnya lepas. Namun karena sudah jam 9 aku khawatir tidak bisa menyelesaikan jahitannya, tapi tenang juga, tusuk demi tusuk telah kulalui dengan sempurna, akhirnya bisa juga kupakai baju itu.

Setelah kupakai dan make up juga tak pernah lupa, maka kupakai jilbabku yang sesuai dengan warna baju itu, lumayan pantas bisa pas untuk difoto nanti (sudah niat :D)...

Foto awal di depan rumah, pas di depan pintu masuk rumah (narsis... :D)

Minta diantar adik (Dewi Fitriani) yang masih di rumah ke rumah mba Lispa, sampai di depan pagar, Raihan & Riffat sudah menyambutku dengan baju berwarna sama (kuning) bertuliskan nama mereka “Raihan” dan “Riffat”, senangnya melihat mereka sudah rapi. Disusul dengan Daing, keponakan mba Lispa yang sedang menginap dan Fitri (pembantu mba Lispa), kamipun berangkat setelah melihat ponakan mba Lispa yang satunya lagi “Faizan”, melihat pipinya yang tembem, membuatku tak bosan melihat bayi 4 bulan itu digendong kakeknya.

Prapatan 2 Perumnas Klender, tepatnya koridor busway yang kunaiki bersama mereka, membuatku bisa menaiki fasilitas yang harusnya bisa aku nikmati saat kuliah, baru terjamah,, “Cuma Rp. 3.500,- bisa sampe ke Kota dan kemana koridor disediakan” batinku.

Sampai di Kampung Melayu (transit), karena menunggu lama dan busway yang datang selalu penuh, maka kami iseng ke koridor PGC untuk bisa menuju Harmoni supaya bisa dapat bangku yang kosong (maklum kalau mengajak anak – anak kecil sedikit ribet, xixixi). Sampai di koridor Harmoni, maka kami transit untuk menuju ke koridor kota (terakhir). Di tempat istirahat kamipun sholat dzuhur.

Wah, sampai juga tempat yang kami tunggu – tunggu,  kami melewati Museum Bank Mandiri & Bank Indonesia menyebrang jalan untuk menuju Museum Fatahillah, sebelum ke sana perut kami lapar, ada mie ayam yang menjual minuman juga kamipun lahap menikmati yang tersaji.

Melihat suasana yang riuh ramai, sambil melihat pertunjukkan kuda lumping yang ada di tengah – tengah lapangan yang ada, namun dengan melihat ada yang menjual cincin berukir nama, maka saya pun menghampiri untuk melihat dan membeli cincin yang kupilih.

Tak lama ada odong – odong berada ditengah keramaian, maka Riffat pun mengikuti untuk naik permainan yang ia sukai. Diam – diam, saya dan mba Lispa memasuki museum Fatahillah dengan membayar Rp. 2.000,- per orang. Kami berdua menyusuri satu persatu ruangan yang ada di museum itu. Sesampainya untuk kami keluar museum kamipun beristirahat dibawah pohon yang rindang, ada hal yang sangat membuat kami tak pernah lupa, kami melihat banci yang mengamen di sekitar orang berjualan makanan, sempat saya foto dan kalau dilihat kembali maka saya pun tertawa.

Menunggu waktu yang pas nanti saat menaiki sepeda yang disewakan disana, dengan Rp. 10.000,- saya bisa menaiki sepeda berwarna biru dan topi yang berwarna sama juga, kami bisa berkeliling di sekitar museum walaupun ramai.

Setelah kami capek berkeliling, kami sempat berfoto – foto untuk album kenangan (narsis)...

Mampir di musholla untuk sholat Ashar, setelah lelah ku membeli pocari sweet untuk mengembalikan ion tubuh, lumayan tenang.

Kami pun berjalan dan mencari jalan untuk memasuki koridor kota menuju Harmoni, transit tujuan ke PGC turun di Otista, balik lagi ke Kampung Melayu, baru ambil jurusan Walikota Jakarta Timur turun di Prapatan 2  Perumnas Klender.

Akhirnya sampai juga, karena perut keroncongan, mampir di kedai Nasi Goreng, nyummy...