Pada hari Jum'at, seorang teman menghubungiku untuk mengajakku jalan - jalan, mba Rian namanya, ia teman di kantorku, pertengahan tahun 2012 ia resign dan pindah kerja, walaupun kami sering bertemu hanya waktu arisan, namun lebaran kali ini ia mengajakku untuk nonton ke Bioskop atau mengunjungi kota Bandung. Aku fikir di hari libur setelah lebaran menyenangkan, namun berhubung aku dan keluarga hari Sabtu silaturrahim, maka niatku jalan - jalan langsung ku rubah, "kalau hari minggu aku bisa mba", jawabku. Apalagi ke Bandung, wiih ga' kebayang pasti macet. Aku bilang "kalau ke Bandung, bulan depan aja".. Hehehe, maklum sekaligus nunggu budget yang berlebih untuk ke kota yang satu itu membeli oleh - oleh sekaligus.
11.08.13
Setelah masuk, berebutlah untuk mengantri di barisan dan membeli 2 tiket film "La Tahzan", film yang saat ini kami ingin sekali menontonnya, karena ku fikir ini moment lebaran (Islami)..
L.A - T.A.H.Z.A.N (resensi)
Film yang dibintangi Joe Taslim, Atiqah Hasiholan & Ario Bayu
Viona (Atiqah Hasiholan) sudah berteman lama dengan Hasan (Ario Bayu). Viona yang asik mengikuti kursus bahasa Jepang dengan serius belajar dan mempraktekkannya. Pada saat ulang tahun Viona, Hasan bertemu Viona di sebuah restoran lalu diberikan hadiah oleh Hasan sebuah buku diary.
Hasan yang sudah bekerja di sebuah bengkel miliknya sendiri menanggung hutang untuk rawat inap ibunya hingga ratusan juta rupiah. Pada saat di restoran bersama Viona, adiknya Hasan menelpon dan mengabari kalau ibu Hasan sakit. Akhirnya mereka pulang. Setelah melihat kondisi Ibu Hasan, Viona pun tidak segan - segan memijit tangan ibunya. Hasan yang saat itu menerima telpon dari temannya segera pergi ke Apotek untuk membeli obat. Ibunya mengingatkan kalau Viona dan Hasan mempunyai cita - cita ingin pergi dan bekerja sama - sama ke Jepang.
Sesampai di rumah, adik Hasan mengabari Viona kalau Hasan tidak pulang setelah ke Apotek karena kabar buruk dari rentenir yang datang ke Bengkel, Hasan tidak memberi tau ke keluarga dengan kondisinya. Namun dengan dadakan ia berniat ke Jepang. Ia pun tidak mengabari Viona karena tidak mau khawatir. Saat bertemu ibu Hasan, Viona di berikan alamat tempat Hasan tinggal.
Beruntung di tempat kursus bahasa Jepang, Viona di tawari Arubaito, yaitu belajar sambil bekerja. Orang tua Viona sebenarnya khawatir ia ke negeri Sakura, namun dengan support kedua orang tuanya, Viona yakin bisa menghidupi biayanya selama ia tinggal disana, walaupun ayahnya hanya bisa membelikan tiket penerbangan dan biaya hidup selama 3 bulan di Jepang. Setibanya Viona dan teman - temannya di bandara Kansai, Osaka mereka tinggal di sebuah rumah susun yang cukup untuk ditempati. Tidak lama mereka pun dapat pekerjaan.
Awal Viona bekerja, ia buru - buru karena sudah terlambat, saat ia menaiki sepeda, ia tidak sadar menabrak sebuah gerobrak hingga jatuh. Dan ada seorang lelaki yang menolongnya dan menanyakan mau ke mana, Viona menyebutkan sebuah tempat. Sesampainya di sana, ia kena marah oleh pemilik restoran Jepang tersebut, kalau satu pelayan telat maka yang lalai pun terbengkalai sampai pembeli pun ikut ribet. Segera Viona memakai pakaiannya di belakang. Tak lama, Yamada (Joe Taslim) seseorang yang menolong Viona tadi di jalan langsung mendatangi restoran tersebut untuk bertemu Viona sekedar berbicara dan memberikan kartu nama tanpa memesan satu pun menu disana.
Yamada mengajak bertemu Viona dan Viona pun meminta tolong untuk mengantarkan ke rumah tempat Hasan tinggal, dan ternyata Hasan sudah pindah. Setelah ditelusuri lewat FB dari info teman dekat Hasan, Yamada berniat untuk mengantar Viona ke tempat dimana Hasan berfoto.
Setelah di cari, ternyata ada salah seorang ibu yang mengenal Hasan dan memberikan kartu nama Hasan yang bekerja sebagai cleaning service. Viona tidak sungkan untuk menelpon Hasan melalui Yamada yang berpura - pura mencari cleaning service di tempat ia bekerja, mereka janjian bertemu di salah satu kota di Jepang. Saat Hasan menelpon Yamada, tidak disangka Hasan melihat Viona berdiri di depannya. Dengan rasa kaget, Hasan pergi meninggalkan Viona begitu saja hingga Viona mengikuti langkah Hasan pergi dan meninggalkan Viona sendiri, Yamada pun mengikuti Viona yang ternyata sudah kehilangan jejak Hasan.
Semakin lama dengan berkenalan Viona & Yamada, mereka semakin dekat sampai Yamada keturunan Indonesia dan Jepang mengenalkan kedua orang tuanya dan mengajak ke rumah dan kebun jeruk Yamada. Saat di kebun, Viona memetik satu buah jeruk untuk dimakan, ternyata kecut. Yamada mengucapkan "Orenji" -tidak semua yang luarnya bagus isinya bagus, bisa manis bisa kecut", setelah itu mereka mampir di sebuah bangunan kecil yang dianggap sebagai tempat ibadah bagi keyakinan Yamada, tidak disangka do'a yang dipanjatkan Yamada berniat untuk menikahi Viona.
Setelah kembali dari rumah Yamada, mereka dikejutkan oleh Hasan yang menunggu di tikungan jalan. Akhirnya Yamada berpamitan dan Viona segera kembali ke rumah diikuti oleh Hasan, Viona yang saat itu marah dan Hasan pun mengerti.
Hasan yang kaget mendengar kabar kalau Yamada ingin menikahi Viona, ia pun mengucapkan selamat. Dengan pesan kalau Viona harus meyakinkan Yamada pindah agama Islam. Viona lalu menelpon Yamada memastikan kalau dalam agama Islam tidak boleh menikah dengan orang yang berbeda agama. Maka Yamada meminta "tolong ajarkan saya Islam". Bahagianya mereka sampai Viona mengantarkan ke Masjid untuk belajar Islam dan menjadi mualaf. Namun sebelum berangkat ke Masjid yang kedua kalinya, teman Viona menelpon kalau Hasan meninggalkan sesuatu di depan pintu dan Viona segera kembali. Ternyata setelah di buka, isi kotak tersebut adalah cincin yang selama ini Viona mau saat ia ucapkan pada saat ulangtahun.
Isinya terlihat oleh Yamada. Mereka berbicara di luar dan Yamada meminta maaf kalau mempermainkan agama seandainya ia menjadi mualaf dan menikah dengan Viona. Yamada merasa bukan lelaki yang terbaik untuk Viona, dan Viona pun meninggalkan Yamada. Ia pergi ke pelabuhan menemui Hasan yang menunggunya. Hasan lalu menjelaskan masalah kenapa ia sampai ke Jepang tanpa mengajak Viona dan Viona juga menjelaskan kenapa ia ke Jepang. Mereka bahagia dan Hasan menginginkan kelak setelah berkeluarga ingin menjadikan Viona ibu bagi anak - anaknya.
Hmmm...
Sungguh film La Tahzan yang membuatku kembali dengan harapan Aa' Agung yang sama.
Dalam hati, semoga kami dapat terus bersama sampai nanti kami melangkah demi masa depan
Bahagianya ^_^...
Sehabis nonton, aku dan mba Rian pergi makan di Pecel Lele Lela, di Jl. TB. Simatupang kebetulan dekat kantorku di PT. Caraka Yasa. Alhamdulillah, di traktir mba Rian... Thanks ya mba... ^_^
Setelah kami makan, kami meniatkan pergi ke Grand Indonesia, Thamrin. Kami berfoto - foto di sana
Dengan melihat - lihat seisi Grand Indonesia, ada salah satu tempat yang ingin kami kunjungi dan cicipi kelezatannya, kalian tau?
Yaa, Magnum Cafe, tempat ini selalu saja waiting list untuk mengantri kalau mau masuk ke dalam, lumayan ada setengah jam kami menunggu di depan pintu. Mungkin memang seperti itu kalau pelanggan tidak mau pergi, jadi harus sabar dengan kuat juga kalau kaki harus berdiri dan setelah masuk dan memesan sampai mencicipi tidak ada rasa penyesalan bagi kami merasakannya. Kamipun cukup puas dengan pelayanan, harga dan apa yang kami santap, delicious, nikmat sekali ice cream Magnum-nya. Ngomong - ngomong, walaupun ke tempat ini, aku tidak cukup membawa uang, mba Rian yang saat itu dengan baik meminjamkan uang padaku untuk bisa mencicipi ice cream Magnum dengan menu yang berbeda.. Hmmm Nyummy... ^_^...
Setelah kami puas, selama seharian. Tidak lupa juga mba Rian yang saat itu membawa BB, dengan spontannya memfoto Bundaran HI pada malam hari dengan sikap yang cepat sampai kami harus di klakson mobil untuk cepat - cepat jalan dan meninggalkan tempat itu, kalau kami berhenti, pak Polisi pun sudah siap menerkam kami, xixixi kata mba Rian "It's Crazy"
@henny_1109
@rianafebrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar