Selasa, 27 Desember 2011

Pulau Untung Jawa



Harapanku entah kenapa menjadi kenyataan dalam sekejab
Saat kumenelusuri jalan menaiki kendaraan mobil
Hingga ke salah satu tujuan di Tanjung Pasir
Dan kubisa melihat banyak kapal untuk penyebrangan

Baru kaki melangkah untuk menaiki kapal
Yang bernama Anggrek
Ombak berasa dan kepala menjadi sedikit pusing
Tapi dengan tujuan yang sudah pasti rasa itu hilang

Setelah sampai di Pulau Untung Jawa
Di salah satu kepulauan seribu
Perasaan tenang menjanjikan
Karena mimpiku telah menjadi kenyataan

Di pulau yang kuinginkan itu
Bersama cintaNya melihat keindahan alam yang menakjubkan
Sungguh banyak pengalaman dan kebahagiaan kutemukan
Saat ku menaiki Banana Boat sekali lagi rasa itu hilang... 
Bahagianya...

Sebanyak waktu yang telah kulewati
Ada salah satu hal yang membuatku percaya
Bahwa diri ini memang masih lemah
Menuruni tangga ternyata tak semudah menaikinya


#Sungguh nyata di dalam diriku....
#Lanjut di episode selanjutnya

Jumat, 16 Desember 2011

Kelapa jadi Sepatu Baru




     Tahun 1987 aku dibawa ibuku ke rumah nenek di Nganjuk, saat suasana yang menyenangkan dapat melihat hasil kebun yang melimpah, salah satunya ada beberapa pohon kelapa yang tumbuh dalam pekarangan rumah nenekku. Nenek hidup tidak sendiri, walaupun kakek sudah meninggal karena jatuh saat menaiki pohon kelapanya sendiri, ia ditemani anak terakhirnya yaitu om Gun yang bekerja sebagai guru Negeri yang menikah dengan orang Kediri yang dibesarkan oleh saudaranya di Kediri juga padahal orangtuanya tinggal di Lampung. Hmm... Om ku ini baru sekali berkunjung ke Lampung dan sempat mampir ke rumah tahun 1997 waktu anaknya baru satu, tapi sekarang sudah tiga dan aku belum pernah bertemu dengan anak ke tiganya.

     Aku yang sempat merayu nenek untuk dibelikan sepatu baru saat ku diajak ke pasar. “Nek, aku suka sekali sepatu itu, boleh beli ngga’?”, nenekku tersenyum melihat cucunya ini memohon. Tak lama setelah kami pulang, nenek meminta untuk orang dan membayarnya untuk dipetikkan banyak buah kelapa yang belum terlihat matang.

     Nenek memanggil becak untuk mengangkut buah kelapa yang sudah terpetik itu dan ternyata banyak sekali sampai aku diajak duduk nenek dalam pangkuannya untuk ikut menjual di pasar.

     Sampai juga saat kumemilih sepatu kesukaanku yang manis dan sangat berharga sekali saat kuingat. Sepatu itu warnanya putih.

     “Bu, pak, aku pakai sepatu baru, senangnya dibelikan nenek tadi siang”, ke dua orang tuaku sangat gembira melihat ku memakainya. “Lain kali, kamu nda’ boleh meminta nenek untuk minta dibelikan sepatu atau yang lainnya ya!”, sambil tersenyum bapakku pun mengusap kepalaku. “Iya pak, aku janji tidak minta dibelikan nenek lagi” kumenjawab dan langsung ke pekarangan depan rumah untuk berlari dan menari – nari memakai sepatu baru ini. Ibuku hanya tersenyum melihatku gembira.

#Diambil dari kisah nyata penulis, namun nama – nama yang tercantum sudah di ganti sesuai dengan keinginan penulis... Maklum baru belajar untuk membuat cerpen yang bisa kita ambil makna kehidupan.

Rabu, 14 Desember 2011

Menyapa Anda


 
Salam bahagia
Untuk para pembaca sekalian
 Ini karya yang menciptakan semangat hidup
Karena sebuah cita - cita adalah sebuah support
Dalam hidup yang akan membuat banyak perubahan

Bagi para pembaca yang sangat bahagia
Jadikan setiap hari adalah cahaya kehidupan
Dengan segala kebaikan sesama
Untuk kita dapat menikmati hidup yang indah ini
 Bersyukur akan segala kebaikan sesama

Hanya dengan memulai dalam hari - hari yang Anda lewati
Dengan segala motivasi dan inspirasi kehidupan
Karena cinta maka semangat tidak akan pernah habis
Berbahagialah dan berbagilah
Saya akan selalu membagikan nilai kehidupan yang sebenarnya

Waktu yang berharga bagi kita
Membuat setiap hati akan selalu bergetar menginginkan kedamaian
Akan kasih sayang sesama
Sampai kita mencapai tujuan hidup
Jadikanlah setiap hari adalah senyuman bahagia